SUKABUMIUPDATE.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis 213 aduan siswa terkait pelaksanaan program belajar di rumah yang telah berlangsung empat pekan selama pandemi virus corona, pada Senin 13 April 2020. Melansir dari tempo.co, dari total aduan tersebut, mayoritas berisi keluhan para siswa terkait beratnya beban tugas yang harus mereka kerjakan selama belajar di rumah.
Selain masalah tersebut, terdapat gap antara aturan sebelumnya menjauhi HP karena khawatir kecanduan game dengan hari ini yang harus mengajarkan penggunaan media digital secara baik dan benar untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh.
Psikolog Elizabeth Santoso mengatakan model pembelajaran menggunakan platform digital menjadi kendala kalau tidak semua memiliki aplikasi belajar online atau daring seperti Google Hangout atau Zoom.
"Sementara orang tua harus dibuat mesti bisa menyesuaikan dengan teknologi, terlebih di saat kita sedang menghadapi masa di rumah saja lalu menjadi kewalahan. Tapi orang tua pun tetap harus belajar tenang dengan belajar sistem baru," ucap Lizzy dalam Instagram Live Mother & Baby "Mendidik Anak di Era Digital", Senin 13 Maret 2020.
Untuk menyiasati, orang tua perlu mendampingi anak dalam proses pengerjaan tugas sebagai sarana evaluasi. Jika kebanyakan tugas maka orang tua juga disarankan meminta wali kelas agar tugas tak melulu menjawab pertanyaan.
"Orang tua meminta sama wali kelas untuk memberi materi yang banyak geraknya, usahakan ada latihan fisik jadi ada belajar gerak atau olahraga, nanti orang tua bisa bantu merekam. Belum lagi misalnya latihan menari atau menyanyi misalnya," ucapnya.
Sebab menurut Lizzy, walau belajar menggunakan platform berbasis online, kondisi mood anak juga mesti dijaga agar bisa menyesuaikan belajar di rumah. "Orang tua mesti optimistis, jangan bilang bahwa kita stres di depan anak-anak, tetap harus happy di depan anak karena kita menjaga psikis mereka," kata dia.
Anak memang berpotensi bosan karena kegiatan belajar yang monoton. Agar anak semangat, dibiasakan tetap pakai seragam di rumah, supaya mereka tetap dapat feel seperti di sekolah, hanya bedanya untuk sementara di rumah.
Belajar juga sebaiknya tidak melulu sesuai dengan jadwal pelajaran, tetapi lebih fleksibel ada pengurangan. Jangan sampai online terus karena anak tidak terbiasa di sekolah. Tetap dikasih jatah having fun buat selingan, bisa main-main yang menyenangkan mereka dan bantu menaikkan mood belajar.
"Tetap semangat ya masih panjang perjuangan kita. Nanti akan sampai pada titik kita lelah dan stres, tapi terus bertahan demi anak-anak. Sebab semua mengalaminya mari kita sabar bersama dan menjaga anak-anak agar tidak ikutan stres," imbau Lizzy.
Sumber : tempo.co