SUKABUMIUPDATE.com - Kabar tak sedap datang dari ktris sinetron Raya Nur Fitri Rahmadiana atau yang lebih akrab disapa Raya Kitty. Dia mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya Mohammad Abid Zia. Dilansir dari tempo.co, pasangan yang juga dikenal sebagai pebalap ini menikah pada Agustus 2018, dan dikaruniai seorang anak pada OKtober 2019. Kabar perceraian pasangan ini tentu mengejutkan publik. Pasalnya pernikahan mereka baru berusia satu tahun lebih.
Menurut psikolog Anisa Cahya Ningrum, langgengnya hubungan pernikahan tidak hanya tergantung pada durasi menjalin kehidupan rumah tangga. Kesiapan, kematangan, ketangguhan dan komitmen juga menjadi hal-hal yang berpengaruh dalam mengarungi kehidupan pernikahan.
"Di awal pernikahan, mestinya menjadi fase bulan madu yang membahagiakan. Pasangan bisa setiap saat bertemu, menjalin kedekatan fisik dan psikologis, juga boleh melakukan apa saja sebagai pasangan yang sah dalam ikatan pernikahan," ucapnya saat dihubungi Tempo.co, Rabu 1 April 2020.
Namun, menurut Anisa di masa awal pernikahan juga bisa menjadi risiko yang berat dalam mengarungi bahtera rumah tangga, karena ada proses penyesuaian yang mungkin tidak mudah disiasati. Pasangan yang sudah disatukan dalam pernikahan ini, bisa jadi memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan yang unik, dan impian-impian yang mungkin bertentangan. Hal ini bisa memicu pertengkaran, jika tidak dikompromikan dengan baik.
"Setiap pasangan membutuhkan waktu untuk saling memahami dan menyesuaikan hal-hal baru yang didapati dari pasangannya. Perceraian bisa terjadi di awal pernikahan, ketika mereka mengalami kesulitan menerima kondisi pasangannya, atau ketika kecewa bahwa apa yang diinginkannya tidak terwujud," lanjut Anisa.
Faktor kesiapan dalam membina rumah tangga menjadi hal yang utama. Pernikahan adalah fase kehidupan yang tidak mudah dijalani, namun akan terasa menyenangkan jika kita menyiapkan diri sebaik mungkin. Ada persiapan fisik, mental, finansial, dan sosial.
"Pernikahan juga membutuhkan ketangguhan, pribadi yang mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan, akan rentan untuk mengakhiri pernikahan. Mereka pikir, dengan segera berpisah, maka permasalahan akan selesai. Padahal kadang diperlukan upaya yang lebih besar untuk saling memahami, berempati dan berkompromi. Jika itu bisa dilakukan, maka kita akan berpeluang untuk mempertahankan biduk rumah tangga," paparnya.
Selain itu, menurut Anisa pasangan juga perlu menetapkan komitmen, sebelum dan selama menjalani kehidupan pernikahan. Perlu disadari bahwa kesulitan dan tantangan pasti akan terjadi dalam menjalin pernikahan, namun ikatan janji untuk saling bergandengan tangan, adalah kunci kelanggengan dalam menghadapi kehidupan rumah tangga.
Sumber: Tempo.co