SUKABUMIUPDATE.com - Penyebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia terbilang cepat, dari hanya 2 orang yang positif corona pada awal Maret 2020 dan dalam dua pekan tercatat total ada 96 kasus.
Dilansir dari tempo.co, kendati demikian dari 96 kasus tersebut, delapan di antaranya dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia. Di Jakarta, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 586 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 261 orang. Angka ini terhitung pada 1-12 Maret 2020.
Ahli penyakit tropis dan infeksi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Erni Juwita Nelwan, menyarankan pemeriksaan usap atau swab tenggorokan bagi mereka yang sempat melakukan kontak dengan pasien atau orang yang dicurigai terinfeksi COVID-19. Hal tersebut untuk mengetahui apakah yang bersangkutan tertular atau tidak. Jika menunjukkan hasil positif, dengan demikian bisa segera diisolasi supaya tidak menularkan orang lain.
"Buat yang kontak dengan pasien yang dicurigai juga ditrace, diswab," ujarnya.
Penyebaran virus corona memang paling cepat ketika ada kontak langsung dengan pasien. Namun, bisa juga melalui benda yang tercemar percikan liur orang yang terinfeksi virus tersebut.
Oleh karena itu, mencuci tangan masing-masing menjadi solusi utama untuk terhindar dari virus ini. Sementara penggunaan masker kata Erni hanya untuk orang yang sedang mengalami flu atau batuk.
"Bila sakit di rumah saja," imbuhnya.
Pencegahan menjadi hal utama untuk dilakukan mengingat hingga kini belum ada vaksin untuk mengatasi virus yang dinyatakan sebagai pandemik oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini. Indonesia pun belum mengembangkannya. Kalaupun ingin dikembangkan, harus ada lembaga khusus yang mengembangkan vaksin.
"Misalnya Biofarma kalau di Indonesia," tuturnya.
Sumber : tempo.co