Alasan 98 Persen Pasien Penyakit Ginjal Pilih Terapi Cuci Darah

Kamis 12 Maret 2020, 17:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa prevalensi masyarakat Indonesia dengan penyakit ginjal kronik ada sebanyak 3,8 juta orang. Dilansir dari tempo.co, angka tersebut pun meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2013, yakni 2 juta orang.

Bagi seluruh pasien, menjalani terapi agar kondisi tidak semakin parah dan berakibat gagal ginjal pun pasti dilakukan. Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Aida Lydia mengatakan bahwa hemodialisis atau cuci darah menjadi pengobatan favorit masyarakat Indonesia.

“Terapi ada tiga, hemodialisis (cuci darah), peritoneal dialisis (CAPD) dan transplantasi ginjal. Tapi 98 persen masyarakat Indonesia memilih cuci darah dan 2 persen lainnya baru CAPD dan transplan,” katanya dalam acara Media Briefing Hari Kesehatan Ginjal di Jakarta pada 11 Maret 2020.

Lalu, apakah yang membuat banyak pasien memilih cuci darah daripada pengobatan jenis lainnya? Pertama dari segi informasi terkait pengobatan, dokter spesialis penyakit dalam itu mengatakan bahwa cuci darah memang sangat populer. “Dari awal, jenis pengobatan pertama adalah cuci darah. Jadi masyarakat lebih familiar untuk mengerjakan ini,” tegasnya.

Alasan lainnya berupa fasilitas yang bisa diakses di mana saja. Menurut Aida, terapi CAPD hanya bisa ditemui di kota besar seperti Jakarta dan Bali. Sedangkan cuci darah karena lebih lama diterapkan di Indonesia, bisa didapati hampir di seluruh rumah sakit di kota maupun daerah. “Kesulitan untuk mendapat akses terapi lain juga menjadi alasan pasien tetap memilih cuci darah,” tuturnya.

Terakhir dan tak kalah penting adalah biaya. Jika dibandingkan dengan transplantasi ginjal misalnya, uang yang dikeluarkan tentu sangat berbeda. “Transplantasi ginjal itu di atas Rp 300 juta. Kalau cuci darah, kelas C sekali datang hanya Rp 800 ribu rupiah. Kelihatan jomplang sekali perbedaan harganya,” ungkapnya.

 

Sumber : tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Science24 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 24 November 2024, Pagi Berawan dan Siang Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir saat siang hari pada 24 November 2024.
Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan saat siang hari pada 24 November 2024.(Sumber : Pixabay.com/@Horacio30).
Sukabumi23 November 2024, 23:52 WIB

Puluhan Rumah di Cidadap Sukabumi Terendam Banjir, Warga Berupaya Selamatkan Barang

Hingga kini warga masih berupaya menyelamatkan barang-barang.
Situasi banjir di Kampung Ciyocok, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu malam (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 23:37 WIB

Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cisaat, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 23:21 WIB

Jejak Ibu Soed di Sukabumi: Pendidikan, Musik, dan Lagu Tanah Airku yang Melegenda

Selain usaha kapal nelayan, Mohamad Niung juga membuka usaha kerajinan tangan.
Potret Ibu Soed. | Foto: aktualid.net
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa