SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh penting dalam sejarah. Ia adalah Mien Sugandhi yang dikenal sebagai mantan Menteri Urusan Peranan Wanita di era Soeharto.
Dikabarkan bahwa Mien Sugandhi meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta pada Minggu (5/1/2020) pukul 21.50 WIB.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata di Jakarta Selatan, Senin (6/1/2020). Upacara pemakaman secara militer dipimpin Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga sebagai inspektur upacara.
Semasa hidupnya, Mien Sugandhi dikenal sebagai salah satu pejuang pembangunan yang membuktikan diri sebagai wanita yang kuat, tangguh dan menginspirasi.
Mungkin banyak yang belum tahu tentang sosok Mien Sugandi. Di bawah ini ada beberapa fakta tentang mantan Menteri Urusan Peranan Wanita tersebut.
1. Jadi anggota DPR hingga Menteri
Perjuangan Mien Sugandhi di elemen pemerintahan Indonesia dimulai sejak 1977. Saat itu, ia menjadi anggota DPR dari Golongan Karya. Kemudian ia menjabat sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 1988-1993. Setelah itu, ia dilantik sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita pada tahun 1993 hingga 1998.
2. Wacana deportasi istri Bung Karno, Ratna Sari Sewi
Ketika masih menjadi Menteri, Mien Sugandhi pernah mengungkapkan sebuah pernyataan yang cukup kontroversial. Ia ingin istri Bung Karno, Ratna Sari Dewi dideportasi kembali ke Jepang.
Hal tersebut dikarenakan bukunya yang berisi foto telanjang Madame de Syuga, dianggap tidak cocok dengan martabat dan citra Indonesia. Namun, hal tersebut diralat oleh Menteri Kehakiman, Oetoyo Oesman, kalau yang dilarang hanya bukunya saja.
3. Menentang keikutsertaan Indonesia di ajang Miss Universe
Menurut Mien Sugandhi, ajang Miss Universe hanya fokus mengesploitasi fisik wanita dibanding sisi ilmu pengetahuan hingga pendidikannya.
Penentangan tersebut ketika Yayasan Puteri Indonesia mengirim Alya Rohali sebagai perwakilan Indonesia di ajang Miss Universe. Awalnya, Alya hanya datang sebagai participating observer.
Namun kenyataannya ia juga ikut foto mengenakan baju renang. Itu yang membuat Mien Sugandhi sangat geram. Lalu, ia memutuskan untuk memanggil Yayasan Puteri Indonesia ke DPR.
4. Pembawa pesan penting terakhir dari Ibu Tien
Dilansir dari buku Pak Harto, The Untold Stories, Mien Sugandhi datang di sebuah acara partai Golkar pada tahun 1996. Saat itu, ia duduk berdampingan dengan Ibu Tien.
Ketika itulah Ibu Tien mengatakan suatu hal kepada Mien Sugandhi. Ibu Tien meminta dirinya untuk menyampaikan pesan kepada salah satu petinggi Golkar, agar pak Harto jangan menjadi presiden lagi.
Mien Sugandhi pun menyampaikan keinginan Ibu Tien tersebut kepada salah satu petinggi Golkar yang dimaksud pada tahun tersebut. Namun, orang yang dimaksud tidak peduli dengan pesan yang dimandatkan Ibu Tien.
Dua tahun setelah Ibu Tien wafat, tepatnya pada tanggal 28 Maret 1998, Soeharto dilantik menjadi presiden lagi. Belum genap tiga bulan, Reformasi Mei 1998 pun muncul.
Soeharto pun lengser jadi presiden dan Indonesia di ambang menjadi negara bangkrut saat itu. "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya," kata Mien Sugandhi seperti dilansir dari buku tersebut.
Sumber: Suara.com