SUKABUMIUPDATE.com - Perkembangan teknologi dan pengaruh media sosial sangat membantu kemudahan dalam proses rekrutmen karyawan beberapa tahun terakhir. Menurut studi yang dilakukan di Amerika Serikat, angka putus sekolah telah mencapai 22 persen sehingga perusahaan saat ini berkonsentrasi untuk memilih bakat yang tepat dibandingkan yang memenuhi kualifikasi untuk bergabung dengan perusahaan.
Untuk lebih memahami tren rekrutmen karyawan pada 2020, berikut ulasannya, dikutip dari Times of India.
Penilaian melalui media sosial
Seberapa penting menggunakan media sosial saat ini untuk kepentingan profesional? Jawabannya sangat penting. Karena itu, saat ini pekerjaan yang khusus bekerja untuk meneliti, merencanakan, hingga eksekusi media sosial muncul dan akrab disebut sebagai social media officer.
Di 2020 ini, tren media sosial akan semakin berkembang, yang diawali dengan proses skrining melalui platform seperti Linkedin, Jobstreet, Kalibrr, Glints, dan lain-lain. Di sisi lain, banyak perekrut yang meminta calon pekerja untuk menunjukkan media sosialnya, untuk menunjukkan ketertarikan dan minat pribadinya di masa wawancara sehingga sangat penting bagi para pencari kerja untuk memiliki dan mengatur isi atau profil di media sosial.
Kandidat yang memiliki banyak keterampilan akan diutamakan
Hal yang akan terus terjadi di dunia adalah perubahan. Orang-orang yang mampu beradaptasi dengan perubahan akan mampu bertahan dan hal ini yang menjadi tren rekrutmen kerja pada 2020.
Dibanding berfokus pada kandidat yang memiliki kemahiran kemampuan pada bidang yang terbatas, perekrut umumnya lebih menyukai kandidat dengan berbagai macam kemampuan dan bisa beradaptasi dengan berbagai situasi. Karena itu, penting bagi pekerja untuk mendapatkan pelatihan atau kursus demi mendapatkan keterampilan yang baru.
Fleksibilitas kerja
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan Harvard Business Review, pekerja yang memiliki rentang waktu lama berkomutasi ke tempat kerja akan lebih stres menghadapi rutinitas pekerjaan. Karena itu, tidak salah jika banyak perusahaan yang kini menawarkan fleksibilitas kerja kepada karyawan, seperti datang dua kali seminggu ke kantor, hingga kesempatan bekerja dari rumah, menjadi sangat populer.
Tahun 2020 dinilai sebagai perkembangan tren bekerja dari luar karena banyak studi yang telah membuktikan waktu kerja yang fleksibel akan membantu individu mengatur tingkat stres dengan baik.
Pekerjaan berbasis kontrak
Momen 2019 sangat lekat dengan kata resesi. Tak bisa dipungkiri, pengeluaran perusahaan akan semakin meningkat untuk beban gaji karyawan dan berbagai fasilitas di 2020. Untuk menekan angka pengeluaran, perusahaan mensiasatinya dengan banyak menunda pengangkatan karyawan tetap, dan lebih memilih merekrut karyawan berbasis kontrak atau outsourcing.
Pemberian keuntungan selain gaji
Kita banyak didoktrin tentang pentingnya keseimbangan kehidupan kerja, kepuasan kerja, dan seberapa bahagia karyawan dapat menentukan prestasi. Memang benar, memiliki jumlah slip gaji yang besar saat ini penting. Namun, tren yang berkembang saat ini menyebutkan uang bukanlah hal yang paling dicari. Tahun ini fokus pekerja dan perusahaan akan lebih diarahkan kepada asuransi kesehatan, kesempatan bekerja dari rumah, pinjaman pribadi, dan sebagainya.
Sumber: Tempo.co