SUKABUMIUPDATE.com - Kata-kata yang diucapkan orang tua dapat memiliki dampak yang bertahan lama, terutama karena anak-anak berada pada usia yang mudah dipengaruhi. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa seseorang harus sangat berhati-hati dan berhati-hati dengan apa yang Anda katakan atau katakan di depan anak-anak.
Praktikkan seni mengasuh anak secara positif Anak-anak mungkin masih muda tetapi mereka dapat memahami segalanya - baik atau buruk. Menurut para ahli, apa yang dikatakan atau dibicarakan orang dewasa memiliki peran besar dalam mengembangkan pikiran anak yang tumbuh dan berkembang.
Sementara kata-kata kasar dan kasar adalah kata-kata tidak-tidak yang besar, ada juga kata-kata lain yang tidak boleh Anda ucapkan di depan anak-anak. Ketika Anda memoderasi pidato Anda, Anda tidak hanya berlatih menyensor diri tetapi juga melangkah lebih jauh dalam mempraktikkan pengasuhan yang positif dan efektif. Ingat, nama-nama yang membuat Anda tidak nyaman tentang anak Anda memanggil anak lain, Anda juga tidak boleh mengatakannya kepada anak-anak Anda:
Manja
Kapan pun Anda harus berbicara atau terlibat dalam percakapan dengan nada negatif. Salah satu kata yang harus Anda hindari adalah "manja". Mereka mungkin tidak mengerti arti secara totalitas dan mungkin merasa terluka. Menggunakan kata-kata seperti itu dapat melukai harga diri mereka dan menyulitkan mereka untuk membuka diri tanpa hambatan.
Pintar
Meskipun baik untuk menghargai kecerdasan anak Anda dan memuji IQ mereka, para ilmuwan percaya bahwa menyebut mereka "pintar" menghilangkan kerja keras mereka yang sebenarnya, memaksa mereka untuk percaya bahwa mereka dilahirkan dengan bentuk kecerdasan yang berbeda dan pada gilirannya, merasa berbeda dari orang lain.
Bodoh
Ada alasan yang sah mengapa Anda harus berhenti merujuk pada anak-anak Anda menggunakan kata-kata negatif. Apakah marah atau hanya untuk mengejek mereka, panggilan nama apa pun itu buruk. Ingat, Anda harus berbicara langsung dengan anak-anak Anda dan tidak mencap mereka dengan nama negatif.
Putri
Menurut para psikolog, stereotip gender tidak boleh didorong sama sekali dan menggunakan kata-kata seperti "putri" (princess) atau "pahlawan" (hero) dapat memasukkan mereka ke dalam kotak bahkan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi identitas atau fluiditas gender untuk diri mereka sendiri. Jika anak-anak Anda menggunakan namanya sendiri setelah menonton film atau membaca tentang karakter yang menginspirasi, maka itu boleh saja. Jika tidak, coba dan hindari stereotip.
Sumber: Tempo.co