SUKABUMIUPDATE.com - Penelitian di Universitas Montreal, Kanada, mengungkap fakta bahwa keberadaan televisi di kamar tidur dapat memberikan efek negatif pada perkembangan fisik dan mental anak hingga masa remaja. Apa yang salah dengan adanya televisi di dalam kamar tidur?
Acara televisi yang menarik secara visual akan sangat mudah mengalihkan perhatian anak dan mengikat mereka sehingga anak betah duduk berjam-jam. “Dengan perhatian mereka yang dialihkan (TV), anak-anak berisiko tidak melakukan interaksi fisik dan sosial yang cukup untuk mendorong perkembangan fisik dan sosial-emosional yang tepat,” kata Linda Pagani, psikolog dari Universitas Montreal yang menulis penelitian tersebut.
Dorongan untuk menonton acara televisi dan kenyamanan di kamar tidur membuat anak malas bergerak sehingga mempengaruhi peningkatan berat badan di atas rata-rata. Iklan makanan yang berseliweran di televisi juga mempengaruhi pola makan tidak sehat, di mana anak lebih tertarik mengonsumsi makanan cepat saji, makanan ringan tinggi kalori, hingga minuman dengan pemanis buatan yang iklannya mereka saksikan setiap hari. Tidak heran jika keberadaan televisi di kamar dikaitkan dengan kebiasaan makan tidak sehat dan obesitas.
Di samping itu, konten-konten acara televisi yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya mengandung adegan kekerasan, yang ditonton anak karena lepas dari pengawasan orang tua juga mempengaruhi tingkat tekanan emosional yang lebih tinggi, gejala depresif, hingga agresi fisik pada anak.
Ini sebabnya Akademi Pediatrik Amerika membuat pedoman mengenai zona bebas layar (gawai) di rumah dengan menyertakan kamar tidur dan meja makan sebagai zona bebas layar. “Dan penelitian kami mendukung pedoman orang tua tentang ketersediaan dan aksesibilitas TV dan perangkat lainnya di rumah,” kata Linda Pagani.
Sumber: Tempo