SUKABUMIUPDATE.com - Menikmati keindahan panorama alam di Bali memang seperti tidak ada habisnya. Meski terus bermunculan destinasi pariwisata di Pulau Dewata itu, keindahan alam di Sanur sebagai destinasi pariwisata pertama di Bali tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik asing dan mancanegara.
Jika Anda berpikir hanya bisa menikmati keindahan panorama alam di pantai hanya pada saat matahari tenggelam, Anda bisa jadi melewatkan kesempatan menyaksikan panorama alam saat matahari terbit di Pantai Matahari Terbit yang berada di Sanur. Menyaksikan fajar menyingsing di tepi pantai merupakan satu atraksi yang bisa Anda saksikan di Sanur.
Para pengunjung mulai mendatangi pantai itu sejak 05:30 WITA. Umumnya, mereka membidik foto orang terdekat mereka dengan latar keindahan matahari terbit. Sebagian lain memilih bersantai menikmati pemandangan dengan duduk di pinggir pantai sembari menyesap nikmatnya kopi hitam panas.
Tidak hanya pemandangan matahari terbit, pantai itu juga menyuguhkan siluet Gunung Agung yang tegak berdiri dengan gagahnya. Semua itu terasa menjadi paduan yang sayang jika dilewatkan ketika Anda berkunjung ke daerah Sanur. Ketika matahari mulai tinggi, pengunjung beralih ke warung-warung di pinggir pantai untuk mencari kopi atau makanan untuk sarapan, sebagian lainnya memilih kembali ke tempat masing-masing.
Keindahan pantai ini membuat panitia Sanur Village Festival – sebuah festival dengan berbagai kegiatan yang diadakan di Sanur sejak 2005 dan diselenggarakan oleh Yayasan Pembangunan Sanur, mengadakannya di Pantai Matahari Terbit pada 2011 dan 2018. Sanur juga menjadi satu dari lima destinasi wisata di Indonesia yang memiliki observatoriumnya sendiri.
Observatorium pariwisata ini merupakan bagian dari Sustainable Tourism Observatory atau STO. Fungsi dari STO ini sebagai pusat pemantauan dan pendampingan tentang pariwisata berkelanjutan di setiap destinasi wisata.
Menurut Tenaga Ahli Menteri Pariwisata bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Valerina Daniel, organisasi pariwisata dunia atau UNWTO mengantongi 24 destinasi wisata dunia yang terdaftar sebagai lokasi observatoriumnya dan lima di antaranya berada di Indonesia. “Tujuh STO lagi akan segera dibangun,” ujar Valerina kepada Tempo, Kamis, 14 Februari 2019.
Lima observatorium pariwisata di Indonesia itu adalah Pangandaran bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Sanur bekerja sama dengan Universitas Udayana, Sleman bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pangururan Samosir bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, dan Sesaot di Lombok Barat bekerja sama dengan Universitas Mataram. Indonesia menjadi negara kedua di Asia Pasifik, setelah Cina yang menerapkan program STO.
Bagi Valerina, kehadiran STO ini sangat penting dalam menunjang keberlanjutan destinasi wisata di Sanur dan di tempat lainnya di Indonesia. Ia melihat semua jenis produk wisata bisa masuk ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. “Itu konsep holistik, memperhitungkan dampak ekonomi, sosial, lingkungan.”
Sumber: Tempo