SUKABUMIUPDATE.com - Menjadi seorang ayah merupakan impian sebagian besar pria. Tapi perlu diketahui bahwa hal itu tidak sesederhana yang dibayangkan. Anda harus siap terhadap perubahan besar yang akan terjadi begitu si kecil dilahirkan. Bisa menyenangkan, bisa juga penuh tekanan.
Mungkin Anda akan terkejut di awalnya, tapi dalam waktu singkat keterkejutan itu akan hilang seiring dengan kebahagiaan yang Anda dapatkan. Sebelum terkejut, intip hal-hal yang biasanya dialami ayah baru.
1. Bingung
Emosi yang bertolak belakang akan Anda rasakan pada beberapa bulan pertama menjadi ayah baru. Di satu sisi ada rasa bangga karena telah ikut andil menghadirkan kehidupan baru, di sisi lain ada perasaan bersalah karena tidak dapat memenuhi atau memahami kebutuhan bayi Anda.
2. Ambivalensi.
Hari ini bisa saja Anda memiliki perasaan yang begitu dalam kepada si bayi, tapi di hari lain mungkin Anda mati rasa. Setelah itu, ada perasaan bersalah yang luar biasa. Ambivalensi adalah bagian normal dari menjadi ayah, dan Anda akan memiliki perasaan yang sama puluhan kali selama 50 tahun ke depan. Jadi biasakanlah.
3. Depresi
Post partum depression atau baby blues hanya milik wanita? Jangan salah, pria juga bisa merasakannya. Tidak seperti yang dialami wanita, baby blues pada pria tidak berbasis hormone, tapi berkaitan dengan realitas.
Ketika Anda calon ayah dan akhirnya menjadi ayah baru, orang banyak yang memperhatikan dan kadang-kadang itu membuat Anda malas. Tapi setelah beberapa minggu Anda mulai merasakan tekanan karena harus kembali ke tempat kerja, mengalami gangguan tidur, dan memiliki tanggung jawab baru di rumah.
4. Ketakutan
Beberapa bulan pertama menjadi ayah mungkin akan dipenuhi dengan kekhawatiran bahwa Anda tidak dapat menjadi ayah yang sesuai harapan, tidak dapat melindungi keluarga dari bahaya, tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Mungkin Anda juga khawatir tidak mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap anak atau takut membuat kesalahan yang mengerikan. Ketakutan-ketakutan ini, dan banyak lagi yang lain, merupakan bagian dari transisi dari pria menjadi suami, lalu menjadi ayah. Itu normal saja, kok.
5. Hubungan dengan pasangan berbeda
Sebelum menjadi orang tua, Anda dan pasangan bisa menghabiskan banyak waktu bersama sehingga hubungan bertambah dekat. Tapi begitu bayi lahir, banyak yang berubah. Fokus Anda lebih besar kepada bayi, begitu juga pasangan Anda. Anda juga hampir tak punya banyak waktu untuk tidur karena membantu mengurus bayi, apalagi melakukan sesuatu bersama pasangan. Jadi, jika memungkinkan cobalah meluangkan waktu beberapa menit saja sehari bersama pasangan, lalu bicarakan hal-hal selain tentang bayi.
6. Perubahan topik pembicaraan
Ada perubahan topic pembicaraan ketika Anda berkumpul dengan teman-teman. Tanpa disengaja, Anda sering membicarakan popok, ASI, episiotomy, caesar, dan sejenisnya. Ini terdengar konyol, tapi Anda menyukainya.
7. Barang bawaan bertambah banyak
Dulu, Anda cukup membawa tas kecil, bahkan hanya dompet dan ponsel, jika ingin bepergian. Tapi itu tidak akan terjadi setelah Anda punya bayi. Mau pergi ke supermarket saja, jika bersama dengan bayi, Anda harus membawa tas besar seperti akan menginap seminggu. Isinya apa lagi kalau bukan popok, baju ganti bati, mainan, dan sejenisnya.
Sumber: Tempo