SUKABUMIUPDATE.com - Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Bamed Skincare, Arini Astari Widodo, mengatakan banyak ibu yang melakukan perawatan usai melahirkan. Biasanya ada beberapa perawatan dan krim wajah yang tidak boleh digunakan saat hamil sebab dikhawatirkan ada kandungan kimia yang justru membahayakan janin dalam kandungan. Karena itulah, lebih baik jika ibu hamil menunda penggunaan produk kecantikan dan pemutih wajah hingga melahirkan.
Tidak hanya penggunaan krim wajah, ibu hamil juga tidak disarankan melakukan perawatan yang menggunakan konduksi listrik karena dikhawatirkan alat-alat tersebut dapat mengganggu detak jantung janin.
“Sebetulnya masih ada beberapa perawatan yang aman bagi ibu hamil tapi alangkah baiknya jika ditunda dulu karena kita juga tidak bisa benar-benar tahu krim mana saja yang aman. Baru setelah melahirkan boleh kembali melakukan perawatan wajah,” ujarnya.
Namun, Arini menyarankan agar para ibu tersebut melakukan perawatan dan menggunakan berbagai krim setelah bayi berusia di atas 6 bulan atau ketika sudah mulai MPASI. Menurutnya, ada sejumlah permasalahan kulit yang sering dialami para ibu baru tersebut, misalnya kulit wajah menjadi lebih kusam, munculnya jerawat karena kulit wajah yang lebih berminyak, atau karena memang memiliki bakat jerawat tetapi tidak bisa melakukan perawatan saat hamil.
Selain itu, permasalahan pada kantung mata juga sering dikeluhkan oleh para ibu baru tersebut, pipi yang mulai tembam, stretch mark atau guratan kulit pada area perut dan paha, hingga kerontokan rambut. Namun pada beberapa ibu, stretchmark tersebut dapat hilang dengan sendirinya ketika berat badan sudah kembali normal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sejumlah perawatan wajah dapat dilakukan namun harus disesuaikan dengan masing-masing kulit dan keluhan dari setiap pasien.
Menurutnya, untuk mencerahkan kembali kulit wajah yang kusam, pasien dapat melakukan perawatan laser ND-YAG yang berfungsi menghilangkan berbagai kelainan pigmentasi di wajah sehingga dapat membuatnya cerah kembali.
Laser tersebut menyasar dua lapisan kulit, yaitu kulit bagian atas dan kulit bagian dalam. Pada kulit bagian atas, laser akan memecah pigmen dan mengontrol pori-pori sedangkan di kulit bagian dalam, penggunaan laser diharapkan dapat merangsang kolagen sehingga membuat wajah menjadi lebih halus, kenyal, dan cerah.
“Pada kulit bagian dalam reaksinya akan muncul sekitar 1 bulan ke depan sehingga pada saat itu kulit wajah akan semakin cerah,” tuturnya.
Selain menggunakan perawatan laser, pasien yang memiliki kulit wajah kering dapat menggunakan treatment Geneo yang menggabungkan antara teknologi Oxygeneo dengan radiofrekuensi.
Dengan gabungan teknologi tersebut, maka kulit akan mendapatkan lebih banyak nutrisi sehingga kulit wajah akan lebih sehat dan kencang. Cara kerjanya menggunakan teknik 3 in 1 mikrodermabrasi yang memberikan hasil maksimal.
“Pertama kulit akan diberikan serum yang kemudian dibantu dengan teknologi oxygeneo yang memberikan oksigen untuk menyehatkan kulit apalagi dibantu dengan massage dan ultrasound sehingga serum yang digunakan akan lebih optimal masuk ke dalam lapisan kulit,” ujarnya.
Perawatan tersebut kemudian dilengkapi dengan teknologi radio frekuensi yang mengubah efek panas di kulit. Fungsinya dapat membuat serat kolagen yang kendur menjadi kencang selain itu dapat memperbarui elastin serta memecah selulit dan lemak sehingga dapat membuat wajah menjadi lebih tirus apalagi jika dilakukan secara rutin.
“Melakukan perawatan juga penting bagi para ibu sebab bagaimanapun mereka juga butuh untuk me time sehingga membuat ibu lebih rileks. Apalagi jika melihat kulit wajahnya menjadi lebih putih, halus, dan sehat tentu akan memunculkan hormon bahagia,” ujar dokter yang juga memiliki bayi berusia 10 bulan ini.
Sementara itu, dokter spesialis kulit dan kelamin Jonathan R. Subekti menambahkan bahwa untuk keluhan berupa stretch mark menurutnya dapat dilakukan dengan teknik radiofrekuensi minimal 40 hari setelah masa nifas wanita.
Stretch mark tersebut memiliki tiga warna mulai dari merah, kecoklatan, dan putih. Jika sudah berwarna putih maka akan lebih sulit untuk dihilangkan sehingga akan lebih baik perawatan dilakukan saat masih berwarna merah kecoklatan.
“Jangan lakukan radiofrekuensi saat masih hamil karena akan membahayakan janin," ujarnya.
Di samping itu, dia juga menyarankan untuk menggunakan pelembab kulit agar lebih elastis dan mengurangi dampak dari stretch mark itu sendiri.
Sumber: Tempo