SUKABUMIUPDATE.com - Orang tua kerap mengiming-imingi anak dengan hadiah agar mereka bersemangat menjalankan ibadah puasa. Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, harapan mendapatkan hadiah ini masih bisa ditoleransi jika anak masih kecil.
“Pada anak kecil, motivasi yang datang dari luar diri masih dominan. Perilaku anak bergantung pada hadiah atau konsekuensi yang dia dapatkan," kata Vera Itabiliana. Sebab, anak kecil masih sulit memahami hal yang abstrak dan masih membutuhkan dorongan dari sesuatu konkret.
Namun seiring waktu, dia melanjutkan, ketika anak kian dewasa maka moitivasi dari luar atau ekstrinsik ini harus dihilangkan. Orang tua bisa membantu mengembangkan motivasi intrinsik atau keinginan yang muncul dari dalam diri, agar anak tergerak sendiri untuk melakukan ibadah.
Lantas bagaimana cara supaya anak tergerak melakukan ibadah puasa tanpa iming-iming hadiah? Vera Itabiliana menjelaskan, caranya mudah dan tak perlu keluar biaya. Orang tua mesti membiasakan diri mengucapkan kalimat penyemangat kepada anak.
"Misalnya, 'Wah, anak mama hebat bisa puasa seminggu penuh'," kata Vera Itabiliana. Ucapan seperti ini akan membuat anak bangga pada diri sendiri, menumbuhkan rasa percaya diri, dan mengembangkan sikap positif anak terhadap diri sendiri, sehingga lambat laun akan mengembangkan motivasi intrinsik.
Selain itu, tunjukkan kesan dan pengalaman menyenangkan setelah selesai beribadah bareng anak. Anak yang belajar lewat pengamatan akan menyerap pengalaman menyenangkan setelah beribadah, sehingga lambat laun dia juga ingin mencapai pengalaman yang sama.
"Pengajaran ibadah yang baik untuk anak adalah dengan memberi contoh dan menjadikannya kebiasaan sehari-hari," ucap Vera Itabiliana. Tentu bunda ingat kan, anak adalah peniru ulung yang mudah menyerap dan menerapkan apa yang mereka amati. "Jangan lupa, lakukan semua itu dalam suasana gembira."
Sumber: Tempo