SUKABUMIUPDATE.com - Sampah dihasilkan dari aktivitas manusia yang selalu meninggalkan sisa yang tak terpakai. Tahukah warga Sukabumi jika volume timbunan sampah mencapai angka fantastis yaitu sebanyak 65,751.16 ton per tahun tahun.
Dan sampah akan selalu ada dan bertambah setiap saat selama manusia masih hidup. Melansir dari situs resmi Kota Sukabumi, SITUTORMETA (Sistem Informasi Satu Data Statistik Sektoral dan Meta Datanya), per Kondisi Data Bulan Juni 2021, tercatat jumlah volume timbunan sampah Sukabumi mencapai angka fantastis yaitu sebanyak 65,751.16 ton/tahun.
Sementara persentase volume sampah yang dapat dikurangi yaitu sebesar 23.13 persen atau sekitar 15,209.56 ton per tahun.
Permasalahan sampah perlu ditindaklanjuti agar tidak menjadi masalah kembali menjadi bumerang bagi manusia. Pengelolaan Sampah dapat dilakukan melalui slogan 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Reduce berarti mengurangi sampah yang dihasilkan, reuse menggunakan kembali barang yang masih layak pakai serta recycle merupakan langkah mendaur ulang baik dengan modifikasi maupun berinovasi menciptakan sesuatu yang baru.
Sampah yang dikelola perlu dibarengi dengan perilaku sehat yang ramah lingkungan.
Sampah plastik adalah satu jenis sampah yang sulit diurai oleh tanah sehingga menyebabkan timbunan sampah yang tinggi. Greenpeace.org menyebutkan, lebih dari 90 persen produk plastik tidak terbuat dari bahan daur ulang.
Penggunaan sampah plastik dapat dikurangi dengan hidup berbudaya zero waste. Budaya Zero Waste mengajak manusia untuk hidup tanpa plastik.
Perilaku Zero Waste dapat diaplikasikan dalam seluruh sendi kehidupan mulai dari perilaku pribadi sampai dengan penyelenggaraan acara secara umum. Sebagai konsumen produk plastik, kita tidak bisa menuntut perusahaan pengguna plastik untuk bertanggung jawab saat krisis lingkungan terjadi.
Hal ini disebabkan konsumen turut berperan dalam menyumbang angka pengguna plastik yang berpotensi membuat timbunan sampah. Konsumen dapat melakukan aksi nyata dengan cara mengurangi penggunaan plastik seoptimal mungkin. Misalnya dengan berperilaku zero waste dalam setiap kegiatan.
Mengutip dari greenpeace,org, simak 5 Langkah Mudah untuk Berbudaya Zero Waste Saat Menyelenggarakan Kegiatan!
1. Penggunaan Undangan Elektronik
Sampah undangan juga menjadi permasalahan saat hendak mengadakan suatu acara besar.
Sampah ini disebabkan oleh undangan yang dikirim masih dalam bentuk brosur, surat, poster atau dalam bentuk media cetak lainnya.
Sampah undangan ini dapat kamu kurangi dengan cara beralih ke jenis undangan elektronik. Di era digital masa kini, undangan dapat kamu kirim hanya dengan menggunakan link dan alat komunikasi saja.
Zero waste yang satu ini secara tidak langsung menjadi salah satu solusi menekan biaya pengeluaran.
2. Pemberitahuan Protokol Plastik Kepada Tamu Undangan
Sampah dalam suatu kegiatan atau acara, tentu disumbang juga oleh tamu undangan yang hadir pada saat kegiatan berlangsung.
Sampah dapat diminimalisir dengan cara menginformasikan protokol plastik kepada para tamu sebelum hari-H.
Protokol plastik menjelaskan bahwa kegiatan akan diselenggarakan dengan penggunaan plastik seminimal mungkin.
Kamu dapat mencantumkan himbauan pada undangan bahwa setiap produk sekali pakai (plastik) yang digunakan dalam kegiatan wajib disimpan di tempat sampah yang tersedia dan tidak boleh dibawa pulang apalagi dibuang sembarangan.
Hal ini dimaksudkan agar sampah dapat dikumpulkan di akhir kegiatan untuk dapat dikelola. Sampah juga dapat kamu salurkan pada pengepul untuk dilakukan proses daur ulang.
3. Optimalisasi Dekorasi Alam
Sampah juga dihasilkan dari penggunaan dekorasi sekali pakai yang berlebihan saat menyelenggarakan kegiatan.
Langkah mudah dan sederhana yang dapat kamu terapkan adalah dengan memanfaatkan potensi alam sekitar untuk membuat dekorasi.
Alih-alih mengeluarkan budget berlebih demi dekorasi sekali pakai, lebih baik memaksimalkan pola pikir kreatif yang kamu miliki. Dekorasi alam akan terasa lebih alami tanpa pernak pernik sekali pakai yang berlebihan.
Kamu diperbolehkan membeli dekorasi tambahan yang berumur panjang agar dapat menggunakannya kembali saat diperlukan. Sehingga, selain konsep reduce, kamu juga menerapkan konsep reuse sekaligus lho!
Budaya daur ulang sampah
4. Gunakan Alat Makan Asli
Memangnya ada alat makan yang tidak asli?
Ya, kurang lebih pertanyaan seperti itu yang akan terlintas saat kamu membaca langkah keempat ini. Tetapi kamu tak perlu salah paham, maksud alat makan asli adalah alat makan yang bukan terbuat dari plastik seperti sendok-garpu plastik, piring kertas dan styrofoam tiruan.
Penggunaan benda-benda plastik tadi rentan menjadi sampah pasca kegiatan selesai. Alternatif yang dapat kamu lakukan adalah mengeluarkan biaya sewa daripada harus membeli alat makan plastik baru.
Selain menerapkan budaya zero waste, kamu juga terlihat lebih formal dalam acara serta dapat menghemat biaya pengeluaran lho!
5. Regulasi Sistem Pengelolaan Sampah
Budaya zero waste dalam suatu kegiatan tertentu juga dapat kamu implementasikan dengan langkah terakhir ini.
Zero waste dapat berupa pengadaan regulasi sistem pengelolaan sampah di tempat berlangsungnya acara.
Sampah seringkali disatukan dalam 'trash bag' saat kegiatan dilaksanakan. Alasannya adalah karena praktis dan tidak memerlukan banyak wadah. Padahal perilaku tersebut sama sekali tidak berbudaya zero waste.
Oleh karena itu, regulasi sampah dapat menjadi alternatif penyelesaian dengan menyediakan tempat sampah secara terpisah dan dilengkapi dengan petunjuk dan tanda yang jelas.
Setelah kegiatan berakhir,
kamu dapat segera menyalurkan sampah-sampah yang sudah terpisah tadi ke lembaga pengelola sampah atau dapat kamu olah sendiri baik menjadi kompos, plastik daur ulang maupun penggunaan kembali barang layak pakai!
#SHOWRELATEBERITA
Writer: Nida Salma Mardiyyah