SUKABUMIUPDATE.com - Bermain adalah bagian integral dari perkembangan anak yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik.
Mendorong anak untuk bermain secara aktif dan beragam dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk tumbuh kembang mereka.
Orang tua dan pendidik dapat mendukung perkembangan anak dengan menyediakan lingkungan yang aman dan bervariasi untuk bermain, serta melibatkan diri dalam kegiatan bermain anak-anak.
Baca Juga: Lewat Tol Bogor Ciawi Sukabumi, Cek 6 Destinasi Wisata Sekitar Bocimi Ini!
Melansir healthychildren.org, lebih dari sekedar kesempatan untuk bersenang-senang, bermain adalah hal yang serius dalam hal kesehatan dan perkembangan anak.
Dari cilukba, tepuk-tepuk kue dan petak umpet hingga lompat tali, berbagai bentuk permainan memperkaya otak, tubuh, dan kehidupan anak dengan cara yang penting.
Laporan klinis American Academy of Pediatrics (AAP), The Power of Play: A Pediatric Role in Enhancing Development in Young Children, menjelaskan bagaimana dan mengapa bermain dengan kedua orang tua dan teman sebaya adalah kunci untuk membangun otak, tubuh, dan ikatan sosial yang berkembang pesat―semuanya penting di dunia saat ini.
Penelitian menunjukkan bermain dapat meningkatkan kemampuan anak-anak untuk merencanakan, mengatur, bergaul dengan orang lain, dan mengatur emosi. Selain itu, bermain membantu keterampilan bahasa, matematika, dan sosial, dan bahkan membantu anak-anak mengatasi stres.
Meskipun banyak manfaatnya, statistik menunjukkan bahwa jumlah waktu yang diberikan anak-anak untuk bermain telah menurun selama beberapa dekade.
Baca Juga: Ramai Aksi Mogok Narik Angkot di Sukabumi, Ini 7 Ojol yang Berhenti Operasi
Jadwal keluarga dan sekolah yang terstruktur ketat, tempat bermain yang lebih sedikit, dan meningkatnya penggunaan media dan waktu menonton layar merupakan beberapa alasannya. Untuk membantu menjaga agar bermain tetap menjadi bagian penting dari masa kanak-kanak, dokter anak dapat mulai menulis "resep untuk bermain" pada setiap kunjungan anak sehat hingga usia 2 tahun.
Dokter anak juga menyarankan orang tua untuk mencari penitipan anak atau program prasekolah yang berkualitas yang mencakup pendekatan bermain untuk belajar.
Ide-ide khusus usia untuk pembelajaran yang menyenangkan bagi anak
Pembelajaran paling baik didorong dengan memanfaatkan dorongan alami anak untuk bermain, bukan hanya faktor eksternal seperti nilai ujian.
Saat terlibat secara aktif dan dengan gembira menemukan dunia mereka, anak-anak memperoleh keterampilan abad ke-21 yang semakin membutuhkan kerja sama tim dan inovasi.
AAP menganjurkan orang tua untuk menggunakan permainan untuk membantu memenuhi tonggak perkembangan dan kesehatan anak mereka, dimulai sejak lahir. Berikut beberapa contoh cara untuk bermain dengan anak sesuai dengan usianya:
Permainan untuk bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan
Pembelajaran yang menyenangkan dapat dimulai dengan senyuman pertama bayi. Menanggapi dengan senyuman Anda sendiri merupakan bentuk permainan yang juga mengajarkan bayi keterampilan sosial-emosional.
Tirulah ocehan dan suara bayi Anda dan lakukan "percakapan" bolak-balik dengan menggunakan suara bayi Anda sebagai petunjuk. Jenis pergantian vokal seperti ini membentuk dasar keterampilan bahasa sosial.
Perlihatkan benda-benda menarik kepada bayi Anda, seperti mainan berwarna cerah. Biarkan anak memasukkan benda-benda yang aman ke dalam mulut mereka untuk mengeksplorasi dan merasakan tekstur baru.
Letakkan bayi dalam posisi yang berbeda sehingga mereka dapat melihat dunia dari sudut yang berbeda. Bermain tengkurap dengan pengawasan sangat bagus untuk ini.
Baca Juga: Kemenparekraf Gagas Paket Wisata 3B, Cegah Overtourism Barcelona di Bali
Permainan untuk anak usia 7 hingga 12 bulan
Pastikan bayi memiliki lingkungan yang aman untuk merangkak dan menjelajah.
Berikan kesempatan kepada bayi untuk belajar bahwa tindakan mereka memiliki dampak, misalnya saat anak menjatuhkan mainan dan mainan itu jatuh ke tanah. Letakkan beberapa mainan dalam jangkauan bayi Anda sehingga mereka dapat mengeluarkan mainan tersebut dan memainkannya.
Gunakan cermin untuk menunjukkan berbagai ekspresi wajah bayi dengan cilukba.
Bermain cilukba bisa memperkuat kekekalan objek, gagasan bahwa sesuatu tetap ada. Orang tua akan tahu bayi memahami gagasan itu jika menyembunyikan mainan di bawah selimut dan mereka mencarinya.
Paparkan bayi pada berbagai pengalaman sensorik. Membawa anak keluar untuk bermain di rumput atau menangkap gelembung, misalnya, adalah cara yang bagus untuk melakukan ini.
*Untuk diketahui, artikel merujuk tulisan Michael Yogman, MD, FAAP, mantan Ketua Komite Aspek Psikososial Kesehatan Anak dan Keluarga dari American Academy of Pediatrics (AAP).
Sumber: healthychildren.org