SUKABUMIUPDATE.com - Belakangan ini istilah Roleplay (RP) tengah ramai di media sosial dan disukai terutama oleh anak-anak muda.
RP sendiri diketahui merupakan sebuah permainan yang menawarkan kesempatan untuk berperan menjadi orang lain sesuai keinginan masing-masing orang, mulai dari artis hingga tokoh politik.
Namun sayangnya, hal tersebut memiliki dampak negatif yang bisa dialami oleh pelakunya. Sebelum mengetahui tentang apa saja dampak negatif roleplay, berikut penjelasan mengenai roleplay karena mungkin masih banyak yang belum mengetahuinya.
Apa itu RolePlay?
Dilansir dari TechTarget via Tempo.co, roleplay adalah sebuah permainan yang mewadahi peserta untuk berperan sebagai karakter, umumnya dalam latar fantasi atau fiksi ilmiah.
Baca Juga: Tahu Bulat Hingga Simulator Perang Sarung, 7 Rekomendasi Game Android Buatan Indonesia
Beberapa contoh game bergenre RolePlay, yaitu Star Wars, Dungeons and Dragons (D&D), dan Battletech yang dapat mewujudkan interaksi pengguna dalam dunia imajiner.
Selain itu, ada pula Ultima Online Neverwinter Nights yang populer di awal pengembangan MMORPG. Pengembangnya, yaitu Blizzard sukses menarik atensi pelanggan hingga dimainkan oleh lebih dari enam juta orang. Meski memiliki alur cerita yang kompleks, minat terhadap RolePlay terus bertambah karena dinilai menyenangkan.
Dampak Negatif Game RolePlay
Mengacu pada publikasi wayoflife.org yang ditulis oleh seorang asisten Pastor bernama Vince Londini, berikut efek buruk permainan RolePlay untuk kehidupan terutama dari aspek psikologi.
Baca Juga: Inilah 7 Permainan Tradisional dalam Kaulinan Budak Sunda Baheula
1. Promosi Kekerasan
Permainan peran disebut sering mempromosikan dan mengagungkan kekerasan. Terlepas dari elemen-elemen, seperti simulasi yang terkandung dalam gim, pada intinya, RolePlay dianggap menjadi media untuk mempraktikkan kegiatan membunuh atau mengalahkan lawan demi memperoleh kekayaan maupun pengalaman.
Game simulasi pertempuran disimulasikan dengan hati-hati dan teliti. Biasanya, setiap pukulan dari masing-masing karakter dihitung dan dicatat untuk memengaruhi skor.
Pemain mendikte setiap langkah dan aksi yang dibuat oleh karakternya untuk mencoba melakukan hal-hal terbaik. Setelah menang, karakter akan memperkaya diri-sendiri untuk menghadapi pertempuran di level berikutnya.
Baca Juga: 10 Contoh Tatarucingan Bahasa Sunda, Permainan Tebak-tebakan Lucu dan Menghibur
2. Dukung Sihir
Hampir setiap merek RolePlay melibatkan ilmu ‘sihir’ untuk memainkan efek imajiner dari mantra dan kemampuan magis. RP fiksi ilmiah dan horor akan memberikan pengalaman telepati serta efek lainnya yang serupa.
Mantra digunakan pemain untuk menumpas lawan di luar kemampuan karakter sebagai jalan pintas.
Sihir pada gim RP muncul dalam berbagai bentuk, seperti ramuan, tongkat, jimat, gelang, cincin, pakaian, maupun perhiasan lainnya.
Sebagai seseorang yang menganut kepercayaan agama, Vince Londini menilai bahwa menikmati game bermain peran dengan kekuatan magis dapat menumbuhkan pikiran buruk atau dengan kata lain mempercayai hal-hal spiritual dalam koridor negatif.
Baca Juga: Rekomendasi 7 Game Offline Android Terbaik yang Seru untuk Dimainkan
Sebagaimana salah satu ayat dalam Alkitab Galatia 5:20-21, disebutkan apabila penyembahan berhala, sihir, kebencian, ajaran sesat, dan semacamnya sangat dilarang oleh Tuhan.
Tidak hanya di Kristen, hampir semua agama sangat menentang ilmu guna-guna, seperti Al-Quran surat An Naml ayat 65, yang berbunyi “Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit maupun di bumi yang mengetahui perkara gaib, kecuali Allah.”
3. Tumbuhkan Pandangan Ateisme
Lebih lanjut, menurut Vince Londini, ketergantungan terhadap permainan RolePlay mampu menghilangkan pemikiran tentang realitas keagamaan.
Dengan demikian, pemain lebih mudah untuk mengabaikan agama atau ibadah yang sama saja dengan anti-Tuhan (ateisme). Mengabaikan Tuhan dianggap serupa dengan mengutuk atau menyerang Sang Pencipta.
Meski tidak berbahaya dan tidak dilarang secara aturan, dampak negatif game RolePlay juga berkaitan erat dengan godaan untuk selalu memainkannya.
Baca Juga: Jangan Lupa Sunda People! Ini Sondah, Permainan Engklek yang Mulai Terkikis Zaman
Keinginan untuk membayangkan skenario masa depan dan membandingkannya dengan situasi dunia nyata sama halnya menghina ketetapan Tuhan. Dengan kata lain, RP berpeluang untuk membuat pikiran seseorang teralihkan dari realita.
Maka dari itu, ia mengimbau setiap orang untuk mencermati kebiasaan dalam mencari hiburan. Konsumsi sesuatu hal berbau fiksi dan fantasi seperti game RolePlay berkesempatan besar untuk mengganggu kehidupan spiritualitas.
Sumber: Tempo.co/Melynda Dwi Puspita