SUKABUMIUPDATE.com - Google akan mengikuti jejak Apple untuk membatasi jumlah iklan pada aplikasi. Privacy Sandbox merupakan fitur yang telah disiapkan oleh Google tersebut.
Privacy Sandbox nantinya akan berdampak pada jumlah iklan pada pengguna aplikasi. Meski terbilang mirip dengan fitur yang dimiliki Apple, Privacy Sandbox menurut Google akan memperkuat privasi pengguna Android.
Melansir hitekno.com, proyek Privacy Sandbox ini akan dikembangkan selama dua tahun dan hadir pada 2024 mendatang.
Google Privacy Sandbox adalah sebuah program yang memungkinkan iklan menjadi lebih terbatas dibanding sebelumnya.
Artinya, aplikasi tak lagi menampilkan iklan bertarget yang didasarkan pada aktivitas online seperti history browser atau cookies.
Baca Juga :
"Hari ini, kami mengumumkan inisiatif multi-tahun untuk membangun Privacy Sandbox di Android, dengan tujuan menciptakan solusi iklan baru yang lebih melindungi privasi," kata Google dalam blog resminya, dikutip dari hitekno.com
Google menerangkan kalau Privacy Sandbox akan membatasi pembagian data pengguna ke pihak ketiga dan beroperasi tanpa ID lintas aplikasi, termasuk ID iklan.
"Kami juga mengeksplorasi berbagai teknologi yang dapat mengurangi kemungkinan pengumpulan data secara tersembunyi, termasuk cara yang lebih aman bagi aplikasi untuk mengintegrasikan SDK (Software Development Kit) iklan," tambah Google.
Lebih lanjut, Privacy Sandbox yang akan segera muncul di Android ini adalah kelanjutan dari upaya Google untuk meningkatkan perlindungan privasi pengguna, tanpa mengurangi akses ke konten dan layanan gratis.
Google Privacy Sandbox ini sekilas mirip dengan kebijakan App Tracking Transparency (ATT) milik Apple yang dihadirkan di iOS 14.5 tahun lalu.
ATT Apple ini mengharuskan semua aplikasi meminta persetujuan pengguna sebelum melacaknya di aplikasi atau situs lain.
Berbeda dari ATT, Privacy Sandbox Google ini akan membatasi kemampuan aplikasi sebagai default sambil mencari cara baru untuk menjaga privasi dalam iklan di ponsel.
Sebagaimana diketahui, kebijakan ATT Apple membuat banyak perusahaan teknologi rugi.
Meta, perusahaan induk Facebook, melaporkan kebijakan itu berdampak pada menurunnya pendapatan hingga 10 miliar dolar AS atau Rp 143 triliun.
Sumber: hitekno.com