SUKABUMIUPDATE.com - Pesawat nirawak atau yang biasa dikenal drone digunakan untuk berbagai kepentingan saat ini. Pada awalnya, drone digunakan untuk kepentingan militer. Bahkan Apple baru-baru ini mengajukan hak paten untuk inovasi barunya mengenai drone.
Seperti yang dikutip dari Tempo Tekno, bahwa pengajuan baru di Kantor Paten Amerika tampaknya salah satu aplikasi mencakup metode interaksi antara UAV dan pengontrol.
Pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV atau sering disebut sebagai drone merupakan mesin terbang yang dapat dikendalikan dari jarak jauh oleh pilot maupun secara otomatis oleh operator.
Dikutip dari Iwm.org.uk, UAV dapat terbang dalam jangka waktu lama dengan kecepatan dan ketinggian terkendali.
Pesawat tanpa awak pertama kali digunakan selama Perang Dunia Pertama oleh Amerika dan Inggris. AUV milik Inggris yang bernama Britain's Aerial Target diuji coba pertama kali pada Maret 1917 dan milik Amerika dengan nama Kettering Bug yang beroperasi pertama kali pada Oktober 1918.
Meski tak beroperasi untuk operasional perang pengambangan terus berlanjut. Hingga tahun 1935 Inggris menggunakan beberapa pesawat dengan kendali radio untuk tujuan pelatihan.
Di Amerika pun demikian, mengembangkan pesawat yang dikendalikan oleh radio untuk latihan dan pelatihan sasaran. UAV atau pesawat tanpa awak yang digunakan untuk pengintaian berskala besar digunakan pada Perang Vietnam.
Berawal dari sini, negara-negara selain Amerika dan Inggris mulai melakukan riset dan penjajakan mengenai teknologi pesawat nirawak.
Sejak peristiwa 9/11, Amerika Serikat banyak menggunakan drone untuk mengawasi daerah dan medan perang pada daerah yang menurut pertimbangan sebagai daerah tidak aman.
Selain itu drone juga digunakan senjata, namun penggunaannya dianggap menyalahi etika persenjataan. Pasalnya menggunakan senjata dengan pesawat tanpa awak dapat mengakibatkan kematian dari warga sipil karena data yang tidak akurat atau kurang mengenali target.
Pada perkembangannya hingga kini drone memiliki model yang lebih canggih dan memiliki daya tahan yang lebih kuat. Sehingga memiliki kemampuan lebih untuk mempertahankan kecepatan dan ketinggian.
Diperkirakan istilah 'drone' mulai digunakan saat ini, terinspirasi dari nama salah satu modelnya, DH.82B Queen Bee, ‘drone’ sendiri merupakan lebah jantan.
Kini penggunaan drone banyak digunakan untuk keperluan non militer seperti pemantauan cuaca dan iklim, operasi pencarian korban pasca bencana, keperluan fotografi dan videografi untuk pembuatan film, bahkan untuk pengiriman barang.
SUMBER: TEMPO/TATA FERLIANA