SUKABUMIUPDATE.com - TikTok, aplikasi video populer milik startup China, ByteDance, membantah beroperasi di bawah kendali Beijing, demikian diwartakan BBC, Jumat (25/10/2019).
Bantahan TikTok itu disampaikan untuk menjawab tudingan dua anggota senat Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa aplikasi itu bisa mengancam keamanan nasional AS.
TikTok dinilai bisa dimanfaatkan oleh kekuatan asing, dalam hal ini China, untuk merusak pemilihan umum AS pada 2020 mendatang, seperti yang dilakukan Rusia pada 2016 lalu dengan Facebook.
Sebagai bantahan, TikTok mengatakan pihaknya tidak menghapus konten atas pertimbangan terlalu sensitif bagi pemerintah China dan tidak berada di bawah kendali Partai Komunis China.
"TikTok tidak menghapus konten berdasarkan sensitivitas terkait China. Kami tidak pernah diminta oleh pemerintah China untuk menghapus konten apa pun dan kami tidak akan menghapus meski diminta," tulis perusahaan itu dalam pernyataan resminya.
"Kami tidak dipengaruhi oleh pemerintah asing, termasuk pemerintah China. TikTok tidak beroperasi di China atau berniat untuk beroperasi di negara itu dalam waktu dekat," lanjut aplikasi tersebut.
Di China memang tidak ada aplikasi bernama TikTok, tetapi ByteDance menggunakan nama lain yakni Douyin.
Lebih lanjut TikTok mengatakan bahwa semua data milik pengguna di AS disimpan di pusat data yang berlokasi di AS, sementara cadangan data berlokasi di Singapura.
"Pusat data kami seluruhnya berlokasi di luar China dan data-data kami tidak berada di bahwa wilayah hukum China," imbuh aplikasi tersebut.
Sumber: Suara.com