SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah studi yang dilakukan selama dua tahun oleh para peneliti dari University of Sydney dan Data61 dari CSIRO, menemukan 2.040 aplikasi Android palsu dan sarat malware di Google Play Store, demikian dilaporkan laman Gizchina, Senin, 24 Juni 2019.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari satu juta aplikasi yang diterbitkan di Google Play, yang juga menemukan banyak aplikasi palsu tanpa malware yang memerlukan izin untuk mengakses data berbahaya. Di antara aplikasi palsu paling banyak dilaporkan adalah game yang cukup populer seperti Temple Run, Free Flow dan Hill Climb Racing.
Para peneliti telah menggunakan jaringan untuk mengidentifikasi ikon aplikasi yang serupa secara visual dan deskripsi teks yang dijiplak sebagian dari 10.000 aplikasi paling populer di Play Store. Model pembelajaran mesin telah melaporkan 49.608 potensi pemalsuan.
Hasilnya kemudian diperiksa untuk malware dengan alat analisis online VirusTotal. Sebanyak 7.246 di antaranya ditandai oleh setidaknya satu anti-virus, para peneliti mempersempitnya, dengan mengidentifikasi 2.040 aplikasi palsu dan berisiko tinggi.
Studi ini juga mempertimbangkan permintaan otorisasi dan iklan bawaan, dan menemukan 1.565 permintaan untuk setidaknya lima izin berbahaya. Juga 1.407 dari setidaknya lima iklan pihak ketiga yang disematkan.
Suranga Seneviratne, peneliti dari University of Sydney, menjelaskan bahwa aplikasi ini bisa menghindari proses kontrol otomatis Google Play Store. Karena itu penting untuk selalu menemukan solusi baru untuk menghapus perangkat lunak berbahaya dengan cepat.
Sebagian besar aplikasi yang diidentifikasi oleh penelitian ini telah dihapus setelah keluhan dan laporan pengguna. Tim Google telah mengumumkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa jumlah pengiriman aplikasi yang ditolak meningkat lebih dari 55 persen pada 2018, sementara penangguhan aplikasi telah meningkat lebih dari 66 persen.
SUMBER: TEMPO.CO