SUKABUMIUPDATE.com - FBI, CIA, dan NSA menyatakan dua pabrikan ponsel asal Cina, Huawei dan ZTE, memiliki kemampuan mencuri informasi. Dua pabrikan tersebut disebut bisa menyediakan cara untuk spionase.
Karena itu, badan intelijen Amerika tersebut mengimbau warga Amerika agar tidak menggunakan layanan dan produk dari dua pabrikan ponsel itu. "Kami prihatin, pemerintah masih mengizinkan keduanya (Huawei dan ZTE) masih berada dalam jaringan telekomunikasi Amerika," kata Direktur FBI Chris Wray dalam sidang Senate Intelligence Committee yang digelar Selasa, 13 Februari 2018, seperti dilansir laman The Verge.
Dalam forum tersebut, semua badan intelijen Amerika menyuarakan ketidakpercayaannya terhadap Huawei dan ZTE. Kekhawatiran tersebut, menurut Wray, memiliki alasan kuat. CIA dan FBI telah mengetahui bahwa pendiri Huawei, Ren Zhengfei, adalah mantan teknisi militer Cina. Dewan dan senat Amerika menyebut Zhengfei sebagai tangan kanan pemerintah Cina.
Juru bicara Huawei, seperti dilansir CNBC, menyebut larangan tersebut sebagai upaya Amerika mempersulit bisnis Huawei. "Kami sudah bekerja di 170 negara dan tidak menimbulkan risiko keamanan apa pun," ucap pihak Huawei.
Huawei, menurut firma riset pasar IDC, menjadi merek ponsel nomor tiga terlaris di dunia pada kuartal keempat tahun lalu. Namun, menurut IDC, merek ini kesulitan masuk pasar Amerika.
Bahkan, pada awal tahun ini, Huawei batal merilis produk unggulannya, Mate 10 Pro, di Amerika. Menurut rumor yang tersebar di berbagai forum teknologi, AT&T—calon vendor telekomunikasi calon mitra Huawei—memutuskan kontrak kerja sama pada menit terakhir karena tekanan politik.
CEO Huawei Richard Yu bahkan sampai mengutarakan kekesalannya pada gelaran Consumer Electronic Show 2018. "Ini merupakan kerugian besar, baik untuk kami, mitra, maupun pelanggan," ujarnya.
Sumber: Tempo