SUKABUMIUPDATE.com - Teknologi ChatGPT tak hanya diagungkan karena bisa membantu penulisan ilmiah saja, melainkan juga meluas ke ranah lain diluar akademik. Pasalnya, ada sebuah survei penelitian yang menyinggung ChatGPT di dunia kencan online.
Ya, ChatGPT menjadi salah satu modus penipuan yang bisa digunakan oleh para oknum ketika akan menjebak para pengguna teman kencan online. Hal tersebut terungkap oleh studi penelitian perusahaan keamanan siber, Kaspersky.
Kapersky, seperti melansir via katadata.co.id, meneliti tentang penggunaan teknologi ChatGPT pada aplikasi kencan daring atau online. Hasilnya, mayoritas pengguna aplikasi kencan online berminat menggunakan teknologi ChatGPT untuk memanipulasi obrolan demi menggaet calon pasangannya.
Survei Kaspersky itu bertajuk 'Date or DAIte?' dengan sasaran pria dan perempuan lajang di Inggris. Tujuannya untuk memahami bagaimana kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI), khususnya ChatGPT mempengaruhi dunia kencan.
Baca Juga: Kenali 8 Bahasa Tubuh Pria Cuek, Tanda-tanda Dia Jatuh Cinta Padamu
Menurut hasil survei penelitian kencan online dengan ChatGPT, 75% orang lajang yang disurvei tertarik menggunakan ChatGPT dalam aplikasi kencan online untuk meningkatkan kemampuan obrolan mereka.
Kemudian lebih dari separuh, yakni 52% wanita mengaku akan menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan jumlah orang yang mereka ajak bicara di aplikasi kencan secara bersamaan. Sementara sebanyak 54% pria lajang dinyatakan berminat menggunakan ChatGPT untuk menipu calon pasangan di aplikasi kencan agar terlihat lebih supel atau pintar saat mencari cinta.
Hasil survei lain menemukan bahwa orang lajang berminat menggunakan ChatGPT dalam aktivitas kencannya bukan hanya karena menginginkan kualitas, tetapi juga kuantitas.
Secara data analitik, yakni 51% wanita lajang mengakui akan menggunakan alat AI tersebut untuk berbicara dengan beberapa calon pasangan kencan online di saat yang sama. Alasannya, untuk meningkatkan peluang kesuksesan berkencan secara signifikan.
Di sisi lain, teknologi ChatGPT menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan era baru catfishing berbasis AI, yang mana 57% dari semua responden percaya penggunaannya dalam pengaturan kencan online termasuk ketidakjujuran.
Data turut menyebut, hanya 37% yang terbuka menggunakan alat tersebut untuk meningkatkan profil mereka. Ini terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar orang dewasa lajang akan menggunakan ChatGPT untuk membantu percakapan kencan waktu nyata mereka.
Baca Juga: 9 Cara Menggunakan ChatGPT untuk Menulis Penelitian Ilmiah, Bisa Analisis Data?
Pendapat lain, diungkap oleh Crystal Cansdale, seorang pakar kencan di Inner Circle, ia menyebut saat ini semakin banyak orang yang bosan dengan aplikasi kencan karena ada banyak tekanan untuk menjadi pribadi yang original.
Namun, timbul pula kebisingan dari berbagai pilihan yang ditawarkan pada orang-orang lajang, karena aktivitas kencan kini menjadi permainan angka.
"Dengan teknologi AI seperti ChatGPT yang sekarang tersedia, saya tidak terkejut bahwa orang lajang memilih mencoba menggunakannya untuk membantu mereka menonjol dari yang lain, tetapi penggunaan chatbot merupakan bentuk kepalsuan dan ini menjadi kekhawatiran," katanya seperti dikutip dari keterangan pers Kaspersky via katadata.co.id, Minggu (14/5).
Menurut dia, keaslian adalah inti dari upaya membangun hubungan, dan terlepas dari seberapa nyata pesan yang dihasilkan ChatGPT dapat terlihat,
"itu hanya akan membawa pada hal yang tidak nyata.” lanjutnya.
Cansdale turut menyarankan agar masyarakat berhati-hati dengan siapa mereka berbicara. Masyarakat juga wajib memastikan keamanan pengguna aplikasi kencan online.
"Kehadiran platform teknologi mutakhir seperti saat ini sangat memudahkan penipu untuk memangsa dunia kencan sehingga menempatkan banyak orang dalam risiko.” tuturnya.
Baca Juga: 23 Paribasa Sunda dan Artinya, Contohnya "Cilaka Dua Belas"
Pendapat lain juga diungkap oleh David Emm, Principal Security Researcher Global Research and Analysis Team Kaspersky. David menilai penggunaan AI seperti ChatGPT untuk menciptakan saluran obrolan menarik sekilas tampak tidak berbahaya, karena termasuk cara yang menyenangkan untuk memulai percakapan baru dengan calon pasangan kencan online.
Meski begitu, mereka yang menggunakan aplikasi kencan online harus menyadari bahwa tidak semua orang akan menggunakan teknologi tersebut dengan itikad baik.
"Beberapa mungkin menggunakannya untuk menipu, dan seperti yang telah kita lihat dengan photo doctoring, orang dapat dengan mudah berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya dan memikat orang lain ke dalam skenario yang tidak baik,” jelasnya.
Kata dia, AI bisa dengan mudah membuat catfishing, maka penting bagi individu untuk tetap waspada saat berkomunikasi dengan orang lain secara online.
"Selalu berhati-hati dan verifikasi keaslian orang yang diajak bicara untuk menghindari menjadi korban taktik penipuan.” pungkas David.
Sumber : Katadata.co.id | Lavinda