SUKABUMIUPDATE.com - Artificial Intelligence atau AI dalam bahasa Indonesia adalah kecerdasan buatan. AI adalah kecerdasan yang ditambahkan pada suatu sistem dan bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga kecerdasan entitas ilmiah.
Di Indonesia, Artificial Intelligence disambut hangat dengan banyak karya cipta berbasis teknologi mulai dari Presenter TV hingga Dosen. Akan tetapi, sedikit banyak, sesuatu yang diciptakan oleh manusia tentu memiliki celah negatif.
Artinya, secanggih apapun teknologi Artificial Intelligence selalu ada peluang yang dapat dimanfaatkan oleh oknum kriminal tertentu. Seperti yang dilaporkan di Alabama, ada penipuan berupa suara samaran keluarga dengan teknologi AI.
Baca Juga: 10 Curug di Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Wisata Air Terjun Sukabumi
Penipuan AI ini diunggah di website oleh atlantanewsfirst.com bertajuk "Family Victim of AI Voice Scam" pada 29 April 2023 lalu.
Cerita Penipuan AI: Pelaku Tiru Suara Keluarga Pakai Modus Telepon
Sebuah keluarga yang tinggal di Alabama membagikan kisah mereka untuk memperingatkan orang lain. Kisah ini sudah jelas berisi tentang penipuan yang memanfaatkan celah teknologi canggih, Artificial Intelligence.
Para ahli menjelaskan, penipuan itu menggunakan AI untuk mereplikasi suara orang yang dicintai dengan maksud untuk mencuri uang.
Diceritakan, Natalie Tease saat itu sedang menonton video YouTube di rumah. Tiba-tiba ponselnya mendapat panggilan yang mengaku sebagai putrinya, Olivia.
Natalie sempat terkecoh karena sebuah suara yang terdengar dari Handphone miliknya sangat mirip dengan Olivia sang putri. Penipu dengan suara AI itu berteriak bahwa suaminya telah meninggal dunia.
Natalie mengatakan kata-kata suara itu membuat hatinya jatuh.
“Saya mengangkat telepon untuk mendengarkannya dan itu adalah suara Olivia yang berteriak histeris, 'Ibu tolong saya, tolong saya. Will sudah mati. Bantu aku,'” kata si penelepon, dilansir pada Selasa (2/5/2023).
Baca Juga: 6 Tempat Wisata Sekitar Bocimi, Lewat Gerbang Tol Cigombong - Cibadak
Natalie dan suaminya ketakutan, karena mereka berdua percaya bahwa suara dari telepon itu benar-benar putri mereka.
Natalie kemudian segera menelepon nomor Olivia yang sebenarnya dan mengakhiri percakapan dengan penelepon dengan suara peniru AI itu.
Sesuai yang dikatakan para ahli, biasanya penipuan dimulai dengan tangisan suara orang yang dicintai dan ada penyampaian berita tragis (misalnya: kematian). Kemudian, kata para ahli, suara tersebut akan meminta bantuan keuangan untuk situasi darurat mereka.
Natalie mengatakan bahwa percakapan dengan suara AI telah selesai sebelum para penipu meminta uang. Meskipun ia tetap tidak dapat memprediksi apa yang akan ia lakukan jika akhir percakapan berbeda.
"Saya mungkin akan melakukan apa pun yang mereka minta pada saat itu," kata Natalie.
Pakar keamanan dunia maya, Marcus Sachs mengatakan penipuan AI ini menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah.
Dia mengatakan para penjahat memilih korban dan mengumpulkan informasi, seperti audio suara orang yang dicintai dan informasi publik tentang peristiwa tragis. Kemudian mereka membuat persona AI dan menyerang.
Sachs pun menyarankan untuk menelepon kembali keluarga atau suara orang yang ditiru itu jika memang ada firasat jika panggilan itu adalah penipuan. Tanda lain dari panggilan penipuan adalah ketika si penelepon mendesak untuk tetap tersambung dan bersikeras tidak ingin korban menutup telepon.
Sumber: atlantanewsfirst.com