SUKABUMIUPDATE.com - Gara-gara airnya selalu jernih, pemandian alam Leuwi Kopo di Kampung Gandawati Desa Cidahu Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi viral. Banyak traveler yang penasaran untuk membuktikan cerita dari pemandian alami di aliran sungai cicurug yang selalu jernih walaupun dipenuhi orang bermain air, tidak pernah keruh.
Redaksi sukabumiupdate.com coba merangkum cerita soal sungai yang disebut pemandian alami ini dari warga setempat. Mujin (45 tahun), tidak mau disebut pengelolah karena lokasi tersebut dari awal keberadaannya di jaman orang tua mereka tidak dikelolah.
Siapapun bebas masuk untuk mencoba kesegaran air leuwi Kopo. Warga setempat hanya membuka usaha makan minum atau sewa ban dalam kepada pengunjung, termasuk parkir kendaraan.
Disebut leuwi Kopo karena dulunya disana tumbuh pohon Kopo, sejenis jambuhjambu yang batangnya tinggi dengan banyak cabang besar. Tentu saat ini pohon itu sudah tak ada, Mujin pun tak tahu sejak kapan dan kenapa pohon legenda itu menghilang.
"Kami menyebut lokasi ini leuwi kopo dari dulu seperti itu. Dulu, zaman orang-orang tua kami. Disini itu ada pohon Kopo," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu 14 Mei 2022.
Walaupun pohon jambu hutannya (Kopo) sudah tak ada, lokasi ini tetap rindang karena banyak banyak pohon lainnya. Di lokasi ini ada aliran yang bisa digunakan untuk berenang, dengan kedalaman bervariasi, 1 hingga 3 meter.
"Kami sediakan ban dalam mobil untuk disewa, Rp 5 ribu bebas. Agar warga tidak celaka arena ada lokasi yang lumayan dalam," lanjut Mujin.
Aliran air di Leuwi Kopo memang jernih bahkan bersih jika pengunjung tak buang sampah sembarang. Mengalir dari Sungai Cicurug, hulu dari sungai Curug luhur Cikaso dan Lewi Asam.
"Mulai dibuka pada awal tahun 2022 lalu, sebelumnya hanya warga sini aja," kata Mujin.
"Cocok buat bermain air, dan berenang. Mayoritas hamparannya batuan cadas dari Sungai Cicurug, hingga ke Leuwi Kopo. Itu yang membuat warna air sungai ini hijau kebiru-biruan, dasarnya bebatuan cadas bukan lumpuh atau tanah." sambung Mujin.
Jadi menurut Mujin, orang-orang dulu di kampung tersebut punya kegiatan usaha galian batu. Mencari batu cadas untuk dibuat batu papan atau batu pasang, sehingga tanah dan lumpur sungai sudah tak ada, tinggal bebatuan cadas sisah penggalian jaman dulu.
"Makanya walaupun banyak yang berenang airnya tidak keruh, karena tidak ada lumpur di dasarnya," jelas Mujin.
Baca Juga :
Kini sisah lokasi galian di sepanjang aliran sungai cicurug berganti menjadi lokasi pemandian alami. Tak banyak yang dibangun di sini, hanya saung-saung penjual makanan dan minuman.
Tertarik coba kejernihan leuwi kopo. Anda bisa datang kesini menggunakan akses jalan mobil dan motor. Patokannya Kantor Desa Cidahu Kecamatan Cibitung, sekitar 5 kilometer dari sana ada jalan menuju lokasi dari Simpang Tiga Cibarehong - Surade atau dari jalan raya Cikaso, Curug Cikaso sepanjang kurang lebih 3 - 4 kilometer.
Pas jembatan Pasekon, ada jalur jalan Desa Cidahu, menyusuri sepanjang Sungai Cicurug, berbatasan dengan Desa Cidahu, Kecamatan Cibitung, dengan Desa Kademangan, Kecamatan Surade, menuju arah utara.
"Motor dan mobil masuk, namun tidak sampai ke lokasi, cuma tidak terlalu jauh dari lokasi ada tempat parkir kendaraan," lanjut Mujin.
Warga saat ini tengah membangun fasilitas MCK, tempat ganti dan Mushola. "Sedang tahap pembangunan hampir 60 persen, kondisi sederhana dari para donatur. Sebagian sudah disediakan alakadarnya, tempat untuk duduk santai yang terbuat dari kayu," ungkapnya.
Selain lapak makanan dan minuman disini juga ada layanan WiFi berbayar yang disediakan oleh warga setempat.