SUKABUMIUPDATE.com – Hai sobat kuliner ekstrem Sukabumi. Wilayah Pajampangan memang selalu menyimpan daftar kuliner “tak biasa” yang sudah menjadi makanan sehari-hari sejak jaman baheula (dahulu).
Jika sebelumnya soal belalang (Simet), dan anak capung dan lainnya, kali ini redaksi sukabumiupdate.com kembalin disuguhkan kuliner berbahan binatang kecil yang bikin geli. Ya kuliner ekstrem kali ini namanya ulam kawung (ulat sagu), bahasa ilmiahnya rhynchophorus ferruginenus.
BACA JUGA: Kuliner Mata Lembu dari Ujung Genteng Sukabumi, Gurih-gurih Kenyal
Ulat yang berasal dari pohon aren yang telah membusuk, berasal dari larva kumbang yang telah menetes. Ulat sagu sendiri berwarna putih, gemuk dan berukuran besar, selain pada pohon aren, ulat tersebut juga dapat ditemukan pada pohon kelapa.
Ulat ini biasa dimakan baik secara mentah, maupun dimasak. "Di daerah Pajampangan disebut ulam kawung, karena didapat dari pohon kawung (aren) yang sudah membusuk," ujar Hikmat warga Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (11/6/2020).
BACA JUGA: Anak Capung Digoreng Renyah, Kuliner Ekstrem Getok dari Ciracap Sukabumi
Ukurannya sebesar jempol tangan orang dewasa, lanjut Hikmat, berwarna putih, sebelum dimasak dicuci biar bersih dulu. "Masaknya cukup ditumis (goreng) dengan bumbu penyedap, bawang putih, bawang merah, dan cabe rawit, dimasak jangan terlalu lama, perkiraan sudah matang, jangan sampai hancur," jelasnya.
Rasanya gurih dan tidak bisa terbayangkan, namun bagi yang punya penyakit alergi, darah tinggi dan kolesterol, jangan coba coba untuk memakannya. "Ada juga sebagian orang yang memakan mentah, meyakini untuk menambah vitalitas pria, namun saya belum pernah kalau mentah," terangnya.
Mau coba?