SUKABUMIUPDATE.com - Wisata halal sedang naik daun di kalangan wisatawan Indonesia. Founder Cheria Halal Holiday, Cheriatna mengatakan, permintaan tur wisata halal pada 2017 sampai 2018 naik 200 persen. Dan sepanjang 2018 hingga 2019 antusiasmenya naik lagi menjadi 290 persen.
"Pada 2018 tercatat ada 20 grup wisata halal, di tahun ini kami mendampingi 70 grup itu hanya di Desember 2019," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu. Tumbuhnya minat wisata halal disebabkan dua faktor, yakni bertambahnya penduduk muslim kelas menengah dan kian sadar untuk mengamalkan ajaran Islam.
CEO Cheria Halal Network, Ananto Pratikno mengatakan sebelum berangkat, penyelenggara dan peserta wisata halal akan menggelar pertemuan atau technical meeting. "Di sini kami jelaskan apa itu wisata halal. Wisata ini jangan sampai menambah dosa," kata Ananto.
Dalam pertemuan itu, penyelenggara wisata halal menyampaikan empat pakem travelling yang sesuai ajaran Islam. Empat fokus itu adalah jaminan makanan dan minuman halal; sarana ibadah yang memadai, seperti tempat wudu dan salat; menghindari kunjungan ke tempat-tempat hiburan malam, semisal diskotek; dan menyasar objek wisata yang ramah muslim.
"Karena dari zaman dulu, kalau lagi jalan-jalan ke luar negeri, makanannya halal haram hantam saja. Lalu pergi ke tempat-tempat 'red light'. Lalu sholat jangan ketinggalan," tutur Ananto. Destinasi pilihan wisata halal antara lain masjid atau tempat bersejarah Islam.
Berkunjung ke negara yang masyarakatnya bukan mayoritas muslim juga sah-sah saja. Meski begitu, Ananto mengatakan, wisatawan tetap dengan identitas mereka sebagai muslim, misalnya mengenakan hijab.
Ananto menambahkan, kelompok yang berminat untuk melakukan wisata halal biasanya mereka yang sudah berkeluarga. Adapun generasi milenial, menurut dia, cenderung travelling ala backpacker. Alasannya, kemampuan finansial yang belum memadai dan belum sepenuhnya menerapkan perihal halal dan haram, terutama soal makanan dan lokasi wisata.
Mengenai destinasi wisata halal, Ananto mengatakan ada lima tujuan utama yang biasanya dituju. Lima tempat itu adalah Singapura, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, dan sejumlah negara di Timur Tengah.
Korea Selatan menjadi tujuan wisata halal karena gelombang K-Pop yang bikin orang Indonesia penasaran ingin ke sana. "Anak muda dan emak-emak yang nonton Winter Sonata memilih ke Nami Island, ibu-ibu muda suka Super Junior, BIG BANG, dan remaja gandrung BTS dan Blackpink," kata Ananto.
Sementara wisata halal ke negara-negara di Timur Tengah biasanya dilakukan oleh mereka yang sudah pernah melaksanakan ibadah umrah. Contohnya, wisata Jejak Nabi ke Mesir, Masjidil Aqsa, dan Yordania. Saat berada di Jerusalem, biasanya wisatawan diajak ke Jericho, kota tertua di dunia, lalu masjid Ibrahim dan laut mati.
Negara Timur Tengah lainnya yang menjadi rujukan wisata halal adalah Turki. Selain karena nilai tukar Lira yang kian turun saat ini, wisatawan juga dapat mempelajari sejarah Islam serta Romawi di sana. Paket wisata ke Turki dulu minimal Rp 30 juta, sekarang cukup membayar Rp 16-20 juta.
Kategori Wisata halal yang terakhir adalah negara-negara di Eropa Barat. Ananto mengatakan destinasi ini biasanya disasar oleh kalangan sosialita yang sudah naik kelas. "Mereka bosan ke Korea Selatan dan sudah umrah berkali-kali," kata dia. Negara yang disinggahi antara lain Milan, Italia, Swiss, Jerman, Belanda, Belgia dan berakhir di Paris.
Sumber: Tempo.co