SUKABUMIUPDATE.com – Desa Buwun Sejati di Kecamatan Narmada, adalah salah satu desa wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penduduk desa ini sudah dilatih bagaimana menyambut wisatawan dan memahami apa saja kebutuhan mereka.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Wana Gangga I Made Wiranata mengatakan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan menjelajah di sekitar desa itu dapat menginap di rumah-rumah penduduk.
Paket wisata bermalam di rumah penduduk Desa Buwun Sejati selama dua hari dibanderol Rp 600 ribu. Harga itu sudah termasuk makan dan bersepeda keliling desa yang disiapkan oleh Badan Usaha Milik Desa Argasari. "Sekarang ini masih harga promosi," kata Wiranata.
Di Desa Buwun Sejati, para wisatawan dapat melakukan forest tracking untuk menikmati suasana di tengah kebun mahoni, manggis, rambutan, kemiri, atau kerindangan pohon Albasia. Bisa juga main ke peternakan bebek dan lebah trigona, memancing, bersepeda dayung, wisata air terjun, sampai ikut belajar menganyam kerajinan daun kelapa dan kayu.
Di lokasi air terjun Tibu, wisatawan dapat mandi di kolam Tibu Atas dengan ketinggian sekitar 7 meter. Ada pula kolam sumber Aik Nyet juga air terjun Bunut Ngengkang. Durasi paket forest tracking bagi wisatawan, menurut Wiranata, berlangsung sekitar 8 jam. Untuk wisatawan lokal yang hanya ingin main ke air terjun atau sumber air dipungut biaya Rp 5.000.
Wiranata menambahkan, wisatawan yang menyewa sepeda selama dua hari bisa berkeliling ke empat dusun di Desa Buwun Sejati. Ada 10 buah sepeda yang tersedia dan disewakan serharga Rp 150 ribu per hari. Namun jika wisatawan itu menginap, maka harga tadi berlaku untuk dua hari.
Pada hari pertama, wisatawan bisa melihat-lihat peternakan Bebek di Dusun Karang Mejeti, menyaksikan kerajinan tangan dulang atau membuat baki/nampan yang terbuat dari kayu di Dusun Tembuwun, wisata ke air terjun Tibu Atas di Dusun Batu Asak.
Kemudian pada hari kedua bersepeda keliling desa dan dapat mampir ke sekolah untuk ikut mengajar berbagai topik kepada siswa sekolah dasar, misalnya tentang kebudayaan.
Wiranata mengatakan ada empat rumah penduduk Desa Buwun Sejati yang bisa dijadikan tempat menginap wisatawan. "Suasananya benar-benar seperti rumah pendduuk biasa, namun kebersihan dan fasilitasnya sudah sesuai standar," kata dia.
Turis yang menginap di rumah penduduk mendapatkan makan tiga kali sehari, mulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam. Beberapa menu yang disajikan antara lain sate, sayur kelor, olahan daging sapi, sambal beberuk atau sambal tomat terasi, dan lainnya.
Mengenai komunikasi dengan wisatawan asing, Wiranata mengatakan sejauh ini tak ada kendala bahasa antara turis dengan penduduk desa. "Masyarakat sudah tahu bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari," katanya.
Jika menginap di rumah penduduk, biasanya ada sedikit obrolan antara masyarakat dengan wisatawan. Beberapa topik yang dibicarakan misalnya tentang budaya di daerah asal dan kisah kerukunan orang Bali dengan orang Sasak di desa itu.
Sumber: Tempo