SUKABUMIUPDATE.com - Charlie Chaplin pernah ke Garut, dua kali loh. Kira-kira begitulah disebutkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah meninjau program penyambungan listrik gratis sinergi BUMN di Cibatu, Garut, Jumat, 18 Januari 2019.
Sebelum ke lokasi tersebut, Presiden Jokowi dan rombongan melakukan kunjungan ke lokasi reaktivasi jalur kereta api di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.
“Dulu pernah lho ke Garut tahun 1926 Charlie Chaplin. Ke sini lho, betul. Dua kali lagi. Karena melihat keindahan ini, naiknya kereta api," katanya.
Charlie Chaplin memang pernah ke Garut, menggunakan kereta api uap. Tapi, perjalanannya tak hanya ke Garut tapi juga ke Yogyakarta melihat Borobudur dan ke Bali menggunakan Kapal Pesiar dari Surabaya.
Hal ini pun terungkap dalam sebuah film yang diunggah di Youtube berjudul Charlie Chaplin - Trip to Java and Bali [1932]
Dalam film berdurasi 12 menit itu, tampak Charlie Chaplin yang hampir selalu menggunakan setelan kemeja dan jas serta topi berwarna putih, ini tak lepas dari senyum di wajahnya. Wajahnya pun tampak polos tanpa kumis kotak yang selalu dipakainya saat beraksi di panggung atau film.
Di awal perjalanan, tampak kereta api uap yang ditumpanginya memasuk Stasiun Cibatu, Garut. Banyak yang menunggunya, terutama anak-anak. Charlie Chaplin pun sempat bercanda dengan seorang anak dan mengangkat si anak dari belakang sambil tertawa.
Perjalanan selanjutnya, masih dengan kereta api, tampak pemandangan khas Jawa Barat di sepanjang perjalannnya. Mulai kolam ikan yang dipagari pohon kelapa, sampai pemandangan sawah yang terhampar di sepanjang perjalanan tersebut.
Di Yogyakarta, dan dalam film hitam putih itu ditampilkan Candi Borobudur, tampak Charlie berpose dengan latar belakang candi megah tersebut.
Selanjutnya tampak sebuah kapal pesiar yang melaju dari Surabaya menuju Bali. Di Bali, film tersebut menggambarkan suasana Bali saat itu. Berbagai pertunjukan, termasuk berbagai tarian khas Bali muncul dalam film tersebut.
Juga Beberapa destinasi wisata yang ikonik. Seperti Pantai Kuta, juga Hutan Sangeh di mana sosok yang dikenal sebagai komedian legendaris itu bermain dengan seekor kera yang banyak berada di sana.
Musik tradisional Indonesia pun, menjadi latar belakang film Charlie Chaplin yang berukuran 16mm ini. Waktu di daerah Jawa (Garut dan Yogyakarta) terdengar musik gamelan angklung, di Bali background musik berganti dengan musik tradisional Bali.
Sumber: Tempo