SUKABUMIUPDATE.com - Situasi gelombang tinggi diperkirakan masih terjadi di sejumlah kawasan perairan di wilayah Nusantara pada Selasa, 25/12. Demikian menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang diterima Selasa pagi
1. Wilayah dengan gelombang 2.5 hingga 4 meter
Kondisi gelombang tinggi sekitar 2,5-4 meter diperkirakan terjadi di Perairan Biak, Samudera Pasifik Utara Papua, Samudera Pasifik Utara Biak, Samudera Pasifik Utara Jayapura.
2. Wilayah dengan gelombang 1.25 hingga 2.5 meter
Selanjutnya, gelombang dengan tinggi sekitar 1,25-2,5 meter diperkirakan warnai antara lain Perairan Banda Aceh - Sabang, Perairan Barat - Aceh, Perairan Nias - Sibolga, Perairan Kep. Mentawai - Padang, Perairan Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Aceh hingga Lampung.
Selanjutnya Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Natuna, Selat Sunda, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Timur, dan Laut Jawa bagian Barat.
Kemudian di Perairan Selatan Bali, Perairan Selatan Lombok, Perairan Selatan Sumbawa, Perairan Selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, Perairan Selatan Kupang - Pulau Rote, Samudera Hindia Selatan Bali, Samudera Hindia Selatan NTB, Samudera Hindia Selatan NTT.
Selat Sulawesi bagian Utara, Laut Sulawesi, Perairan Bitung - Manado, Perairan Kep. Sangihe dan Kep. Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik Utara Kep. Halmahera, Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Teluk Cendrawasih, Perairan Jayapura - Sarmi.
3. Aman di Pantai Sukabumi
Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta masyarakat mewaspadai gelombang tinggi laut selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gelombang tinggi itu bisa memicu pasang air laut dan luapannya mencapai pesisir pantai.
"Sekarang sudah mulai masuk musim angin barat yang diperkirakan hingga Maret,. Ini harus diwaspadai semua pihak apalagi sekarang musim liburan dan beberapa titik pantai banyak didatangi wisatawan," katanya di Sukabumi, Senin, 24/12.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan laut, bupati sudah menyiagakan relawan yang berkoordinasi dengan anggota TNI, Polri dan Basarnas Pos Sukabumi serta SARDA Kabupaten Sukabumi.
Meski demikian Marwan Hamami menegaskan kawasan pantai selatan Sukabumi masih aman untuk menjadi tujuan wisata, karena tidak terkait dengan kejadian tsunami di Selat Sunda. "Meskipun lokasinya memang berdekatan tetapi tidak terkait dengan perairan laut selatan."
Ia mengatakan bencana tsunami di Selat Sunda tersebut bukan diakibatkan oleh gempa, tetapi dari aktivitas anak Gunung Krakatau seperti erupsi. Erupsi itu mengakibatkan longsor yang memicu tsunami.
Marwan mengakui tsunami di Selat Sunda telah berdampak pada kunjungan wisatawan ke perairan selatan Sukabumi. "Sudah ada rombongan yang membatalkan keberangkatan ke Geopark Ciletuh Palabuhanratu, khususnya ke lokasi objek wisata pantai selatan," katanya.
Salah seorang pedagang ikan bakar di Pantai Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Yani mengatakan pascatsunami belum berpengaruh terhadap dagangannya. "Wisatawan memang banyak yang pulang, tetapi musim liburan ini dagangan saya tetap ramai pembeli," singkatnya.
Sumber: Tempo