SUKABUMIUPDATE.com - Lahang, minuman yang merupakan air sadapan dari pohon aren ini begitu cocok dinikmati ketika cuaca panas. Minuman khas tanah Sunda ini rasanya manis dan menyegarkan.
Ada yang khas dari cara menjual lahang yaitu menggunakan lodong atau bambu untuk menampung air.
BACA JUGA: Lepas Penat di Curug Cikurutug Jampang Tengah Sukabumi
Di Kota Sukabumi penjual lahang masih bisa ditemui berkeliling meski jumlahnya tak sebanyak dulu.
Syarifuddin (60 tahun) diantaranya, warga Kampung Nagrak Kaler, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi yang masih setia berjualan lahang berkeliling Kota Sukabumi.
Puluhan tahun Syarifuddin berjualan lahang dari harga 10 perak hingga sekarang Rp 3.000 untuk satu gelas lahang.
BACA JUGA: Bercengkrama dengan Monyet Jinak di Hutan Sukawayana Palabuhanratu
Dulu ketika minuman aneka rasa dalam kemasan tak sebanyak saat ini, lahang menjadi minuman favorit masyarakat.
"Dulu biasanya habis sampai 20 liter dua kali isi ulang. Tapi sekarang paling 10 liter itupun susah habisnya," ungkap Syarifudin kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Puncak Aher, Spot Paralayang Baru di Ciemas Sukabumi
Lahang pun kini sulit didapatkan karena jumlah pohon aren semakin berkurang. Beberapa usaha lain sempat dilakukan Syarifuddin, seperti berjualan sayuran dan bubur tapi ternyata modal yang dibutuhkan harus besar.
Syarifuddin tetap memilih menjalankan usahanya ini demi menyambung hidup. Berapa pun keuntungan dari hasil jualan lahang tetap dia syukuri.
"Lumayanlah buat sehari-hari," tandasnya.