SUKABUMIUPDATE.com – Selain kaya dengan sejumlah wisata alam, ternyata di wilayah Pajampangan ini tersebar tempat-tempat sarat nilai sejarah perjuangan sekaligus menjadi lokasi wisata religi. Salah satunya adalah Gua Gunung Sungging di Kampung Gunung Sungging, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Informasi dihimpun, pada zaman revolusi kemerdekaan Republik Indonesia, gua ini dijadikan benteng pertahanan masyarakat Pajampangan untuk mengusir para penjajah, dan saat ini gua dengan luas dan kedalamannya belum bisa diukur serta dibuka untuk umum, sebagai wisata religi dan merupakan salah satu destinasi wisata Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
BACA JUGA:Â Gua Gunung Sungging, Tempat Persembunyian Pejuang Kemerdekaan di Surade Kabupaten Sukabumi
Akses jalan menuju lokasi ini, sekitar lima Kilometer (Km) dari kantor Kecamatan Surade, dan dua Km dari kantor Desa Gunung Sungging, dengan konisi aspal sebagian bebatuan. Untuk kendaraan roda dua bisa sampai ke lokasi, sedangkan buat kendaraan roda empat, sementara ini hanya bisa diparkir di dekat hunian rumah masyarakat, dengan jarak sekitar 500 meter ke lokasi gua.
“Dari cerita orang tua saya, gua ini dulunya patilasan (Bekas) Prabu Raden Kian Santang, dan pada zaman revolusi digunakan sebagai markas para pejuang masayarakat Jampang, bahkan presiden pertama RI, Soekarno pernah singgah di gua ini,†beber R.H Aji Gunawan, selaku Juru kunci Gua Gunung Sungging kepada sukabumiupdate.com saat ditemui, Sabtu (23/9/2017).
BACA JUGA:Â Situs Bersejarah Peninggalan Kolonial Belanda di Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi
Kenapa di atas pintu masuk ke dalam gua ada lukisan Soekarno, kata Aji, karena itu merupakan sebuah pertanda amanah dari pendahu bahwa ini ciri patilasanSoekarno.
“Bahwa, pada tahun 2014, gua ini pernah dibuka untuk umum, sebagai wisata religi. Tapi timbul permasalahan-permasalahan menyangkut kegiatan di lokasi ini, maka untuk menghindari semua kekisruhan, kami tutup, dan setelah adanya musyawarah dengan Pemerintah Desa serta dukungan dari Muspika, barulah sebulan yang lalu, kembali dibuka akses wisata ziarah Gua Gunung Sungging ini, seiring dengan adanya Geopark,†papar Abah Haji, panggilan akrabnya.
Keistimewaan di dalam gua ini, kata dirinya, banyak bebatuan yang unik dan ornamen dinding batu masing-masing punya nama. Sedangkan luas dan ukurannya, sampai detik ini belum bisa dipastikan, berapa luasnya.
“Kalaupun tiga hari jalan kaki, tidak akan terukur. Di dalamnya terdapat 17 titik tempat ziarah. Ada hal yang istimewa dan dibilang mewah, adalah sebuah negara Jin, karena ada kemewahan, berupa bebatuan yang warna warni dan sangat unik,†ungkapnya.
BACA JUGA:Â Layak Dijadikan Desa Wisata, Kades Cimanggu Kabupaten Sukabumi Dorong Potensi Lokal
Sementara Camat Surade, Sujana menambahkan, gua tersebut merupakan bagian dari sejarah, dan pada Sabtu (16/9/2017) bersama Pemerintah Desa setempat, Muspika, serta para tokoh masyarakat, hadir dalam pembukaan wisata religi di tempat tersebut.
“Kami berupaya untuk mengajukan Gua Gunung Sungging ini sebagai kawasan Geopark, tinggal menunggu keputusan dari Unesco, pada April 2018.Pada masyarakat, senantiasa mendukung kawasan ini masuk dalam Geopark internasional yang pada akhirnya akan banyak pengunjung dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar juga," harapnya.