SUKABUMIUPDATE.com – Berkunjung ke kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, terutama jika berlibur di sekitar amphitheater raksasa di Kampung Panenjoan, Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, jangan berharap bisa menemukan hotel untuk menginap.
Di tempat tersebut tidak ada, dan tidak akan pernah ada, hotel yang dibangun untuk menunjang dunia wisata.
BACA JUGA:Â Curug Gentong di Waluran Kabupaten Sukabumi Bisa Jadi Pilihan Wisata Alam
Namun sebagai gantinya, wisatawan dapat menggunakan rumah warga, untuk menginap. Sejak menggeliatnya tingkat kunjungan wisata ke kawasan Geopark, hampir setiap warga menyediakan kamar di rumah mereka buat dijadikan homestay (Rumah singgah) yang bisa digunakan oeh siapa saja.
Dari delapan kecamatan yang masuk ke dalam kawasan Geopark, hanya tiga kecamatan saja yang memiliki hotel, yaitu di Kecamatan Ciracap (Ujunggenteng), Palabuhanratu, dan Kecamatan Cisolok. Itupun karena hotel-hotel tersebut telah ada sebelum kawasan tersebut resmi dicanangkan sebagai kawasan Geopark.
BACA JUGA:Â Museum dan Arboretum Ciletuh Kabupaten Sukabumi, Instrumen Penting Sebuah Geopark
Noer Ramlan, warga Tamanjaya yang juga aktif di Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) mengatakan, konsep rumah singgah sengaja diterapkan, agar warga yang berada di sekitar kawasan dapat merasakan manfaat positif secara ekonomi dari kegiatan wisata di Geopark, terlebih rumah singgah dinilai tidak akan banyak merubah tatanan sosial yang ada di lingkungan warga.
Mengingat sosial dan budaya warga yang ada pun masih merupakan bagian harus dijaga dalam pengelolaan kawasan Geopark.
“Wisatawan bisa langsung berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari warga, bahkan tak jarang karena seringnya berkunjung, wisatawan dan pemilik rumah singgah memiliki hubungan layaknya keluarga,†ujarnya, kepada sukabumiupdate.com saat disambangi baru-baru ini.
BACA JUGA:Â Awi Gereung dan Banteng Jawa di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Ramlan menjelaskan dari sisi harga, rumah singgah jelas relatif terjangkau, rata-rata warga memasang tarif diangka Rp150.000 per malamnya. “Fasilitas yang disediakan pun biasanya hanya kamar, dan tempat tidur saja. Kamar itupun bukan merupakan kamar yang dibangun khusus untuk tamu, tapi biasanya memang kamar yang sudah ada sebelumnya,†jelasnya.
Meski terlihat begitu sederhana, kebersihan dan kenyamanan tamu akan menjadi prioritas utama bagi pemilik rumah singgah ini.
Ramlan menambahkan, bagi para wisatawan yang ingin menginap bisa langsung mendatangi rumah yang di depanya sudah dipasang plang bertuliskan ‘home stay’. “Tapi, jika musim libur tiba, sebaiknya memesan terlebh dahulu sebelumnya, takutnya semua rumah singgah telah penuh," pungkasnya.