SUKABUMIUPDATE.com - Awi (Bambu) Gereung atau dalam Bahasa Latin Bambusa blumeana merupakan spesies Bambu endemik yang hanya tumbuh di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, salah satu tempat tumbuhnya ada di kawasan suaka Marga Satwa Cikepuh.
Keberadaan Bambu inipun tidak bisa dilepaskan dari cerita Banteng yang dahulu pernah mendiami kawasan tersebut.
BACA JUGA:Â Puluhan Kukang Jalani Rehabilitasi di PPSC Nyalindung Kabupaten Sukabumi
Konon, menurut cerita Asep Supriatna (35 tahun), selaku penanggungjawab Museum dan Arboretum Ciletuh, Bambu yang terkenal unik karena memiliki cabang runcing, seperti duri, dan terkenal sebagai Bambu yang sangat kuat ini merupakan pagar alami yang sangat efektif untuk membatasi padang Savana, di mana tempat Banteng merumput.
Zaman dahulu, kata Asep, buat menangkap Banteng, warga akan memagari padang rumput dengan Bambu gereung ini hingga Banteng terjebak di dalamnya.
BACA JUGA:Â Dua Macan Tutul Jawa di Selatan Sukabumi Mati Diracun
“Pagar hidup dari Bambu gereung ini tidak bisa ditembus oleh Banteng, ranting-rantingnya yang rapat dan meruncing, seperti duri, membuat Banteng, atau hewan lainnya tidak akan pernah sanggup menerobos. Jika Banteng telah terjebak di dalamnya, barulah warga akan melepaskan satu, atau dua ekor Sapi, untuk dibaurkan bersama kawanan Banteng, hingga terjadi perkawinan secara alami,†ucapnya panjang lebar.
Namun sayang, masih kata Asep, keberadaan Banteng Jawa (Bos Javanica) di kawasan Geopark Ciletuh tersebut, kini telah punah. Kendati demikian lanjut dirinya, saat ini sedang ada upaya untuk mereintroduksi Banteng Jawa ke habitat yang pernah menopang kehidupan Banteng liar ini.