SUKABUMIUPDATE.com - Banyak cara dilakukan masyarakat menunggu datangnya adzan magrib di Bulan Suci Ramadhan ini. Salah satunya, bermain layang-layang di lahan kosong dan persawahan kering, seperti dilakukan puluhan warga di sekitar Jalan Lingkar Selatan, Desa Sukamantri, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Bukan hanya anak-anak saja yang bermain layangan. Tetapi orang tua yang sudah uzur pun tak mau ketinggalan. Biasanya warga mulai bermain layangan sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Selain mengadu layangan dan menyalurkan hobi, para pecinta layangan ini mengaku, sengaja menghabiskan waktu bermain layangan bersama warga lainnya.Â
BACA JUGA:Â Ngabuburit Yuk, di Perkebunan Teh Jayanegara Kabupaten Sukabumi
“Memang kalau cuaca mendukung, kebanyakan warga di sini memilih ngabuburit dengan bermain layangan,†ujar Bahtiar (35) seorang warga Desa Sukamantri kepada sukabumiupdate.com, Senin (5/6) sore.
Ungkapan serupa dilontarkan Akfal (11), warga setempat. Anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas V ini mengaku, senang dengan kegiatan tersebut.
“Saya mah tidak tiap hari main layangannya. Ini baru pertama kali, dan gak menang. Kalah sama yang main sebelah di sana,†kata Afkal sambil menunjuk sekumpulan orang di arah Timur.
BACA JUGA:Â Ngabuburit Sambil Rapling di Cagar Alam Pinangjajar Kabupaten Sukabumi
Apalagi di lokasi itu terdapat penjual layangan lengkap dengan benang atau gelasan, membuat warga seolah tidak merasakan pergantian waktu. Putus satu, beli satu. Terkadang wajah mereka terlihat tegang, kadang pula tersenyum saat melihat layangan pemain lain putus benangnya.
Yadi Setiaji (45) warga Keamatan Cisaat, seorang penjual layangan mengaku, semenjak layangan dijadikan sarana ngabuburit, sedikitnya ia bisa menjual 50 hingga 100 buah.
“Harganya murah. Hanya 1.500 Rupiah per layangan. Itu harga layangan pesanan, kalau layangan sayur hanya seribu Rupiah. Kalau untuk benang gelasan, ada yang 40 ribu, ada pula yang 50 ribu Rupiah,†katanya