SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Suci Ramadhan lazim digunakan umat Muslim untuk berlomba-lomba mencari pahala, baik dengan memperbanyak ibadah sosial seperti melaksanakan berbagai kegiatan charity, maupun ritual.
Selain berpuasa itu sendiri, ibadah ritual yang banyak dilakukan adalah membaca ayat-ayat suci AlQuran atau dengan berziarah mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam.
Salah satu tempat bersejarah bagi umat Muslim di Kampung Cikaramatjaya RT 03/11, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, adalah Makom Karomah. Tempat tersebut sering dikunjungi para peziarah untuk berharap berkah.
Menurut Jamhuri J. Nurjaya, selaku juru kunci Makom Karomah Karamatjaya, makom tersebut merupakan tempat perkumpulan atau bermusywarah para aulia.
BACA JUGA:Â Objek Wisata Religi Sumur Tujuh, yang Lain dari Surade Kabupaten Sukabumi
“Di sini ada lima makom. Pertama, makom Kanjeng Syeh Dalem Ali Jafar Sidiq H Mukaromah kesucian Cikaramatjaya. Kedua, Syehuna Almukarom Kiyai Gendit Birayung Kibuyut Mundinglaya Dikusumah, dan ketiga, Nyibuyut Nabawi,†terang Haji Jamjam, sapaan akrab Jamhuri J Nurjaya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (16) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.
Selain itu, Jamjam menambahkan, makom keempat adalah HÂ Muhamad Basari Alimuksin Tajul Hidayat bin Tanjul Aswa. Serta kelima, Eyang Prabu Silang Kuning Solaeman Anom Kiyai Bagus Tolmal Melani Kiyai Bagus Mentereng atau Eyang Prabu Anom.
Lebih jauh, ia menjelaskan, pada bulan Mulud (Rabiul Awwal-red), di tempatnya selalu digelar haolan atau memeringati wafatnya para aulia tersebut. Haolan dilaksanakan setiap tanggal 14 Mulud.
Namun, sambung dirinya, selain pada acara haol, banyak juga para peziarah datang setiap bulannya. Jika Bulan Ramadhan seperti saat ini, biasanya mereka datang usai melaksanakan Shalat Tarawih.
“Di sini juga ada Sumur Tujuh. Menurut sejarahnya, pada zaman dahulu, ada sekelompok kerbau atau munding sedang kehausan, dan Ki Buyut berkeinginan untuk menolongnya. Kemudian masuklah sukmanya Ki Buyut ke kerbau yang tengah kehausan tersebut, lalu menciptakan atau membuat tapak pada batu cadas sebanyak tujuh tapak, dan keluarlah air,†ungkapnya.
BACA JUGA:Â Klenteng Kebon Limus Cicurug Kabupaten Sukabumi, Wisata Religi di Patilasan Prabu Siliwangi
Lebih lanjut, dirinya mengatakan yang pertama membuka Makom Karomah untuk umum ini adalah Kiyai H Basari Ali Muksin Tanjul Hidayat pada 1965, yang merupakan amanah dari Kesultanan Cirebon. Tetapi mulai dibuka dan diketahui secara umum oleh masyarakat luas sekitar 1993.
Adapun para pengunjung yang datang ke tempat tersebut, walaupun memiliki maksud dan tujuan berbeda-beda, namun tentunya selain berziarah juga berharap berkah. "Pada intinya, mereka ingin lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta melalui jalan sareat. Minta berkah dalam segala kegiatan di bidang masing-masing, tentunya yang diridhai Allah SWT," pungkasnya.
BACA JUGA:Â Lagi, Kariman Kebonjati Kota Sukabumi Gelar Kampung Ramadhan II
Sementara, Beni Bunyamin (50), salah seorang peziarah asal Kampung Bojongkalapa, Desa/Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, mengaku sering datang ke tempat tersebut untuk ziarah.
“Saya sudah kesekian kalinya mengunjungi Makom Karomah ini. Bulan Ramadhan ini untuk lebih memperbanyak silaturahim, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selain itu, mencari keberkahan,†ungkapnya disela-sela aktivitas berziarah.
Selain Beni, sebagian peziarah lainnya pun ada yang tengah berdoa dengan khusyu di area Makom Karomah, guna meminta berkah dari sang Maha Pencipta.