SUKABUMIUPDATE.com - Jika pada umumnya masjid berbentuk persegi dan di atasnya terdapat kubah yang besar, maka mungkin masjid ini pengecualian. Ya. Masjid unik itu masjid perahu, terletak di Kampung Cikiray Kidul, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Imam masjid perahu, Wawan Sopian kepada sukabumiupdate.com, Selasa (30/5), menerangkan, masjid yang dibangun pada tahun 1979 ini, mengusung filosofi zaman Nabi Nuh. Bentuk bangunan masjid yang masih terlihat kokoh ini, dilengkapi gambar dua buah jangkar besar, dan terdiri dari tiga lantai.
BACA JUGA:Â Berawal dari Teras Masjid
“Bangunan inti untuk shalat berjamaah dengan kapasitas 40 orang, bangunan kedua, tempat mengaji anak-anak, dan bangunan ketiga merupakan menara dengan cerobong, ditambah kubah kecil yang berlafazkan Allah. Setiap Bulan Suci Ramadhan, masjid ini selalu dipenuhi dan digunakan Shalat Tarawih serta tadarus AlQuran,†terang Wawan Sopian.
Ia mengakui, tak jarang para pengunjung sengaja datang ke masjid perahu sekadar berfoto ria. “Biasanya pengunjung yang suka datang dan mengabadikan lewat foto, pasti pendatang atau dari luar daerah Kabupaten Sukabumi,†ungkap Wawan.
BACA JUGA:Â Pantai Ujung Genteng Segera Miliki Masjid Terapung
Wawan menerangkan, bangunan itu didirikan oleh pendiri Pondok Pesantren Yatim Piatu Al-Hikmah, almarhum KH Abdul Aziz. Filosofi perahu, digambarkan sebagai kendaraan mengarungi samudera.
“Pak kiayi sering mengibaratkan dunia ini sebagai lautan yang harus diarungi. Dan memudahkan umat mengingat kisah Nabi Nuh. Sengaja diberi nama Masjid Perahu, agar siapa pun mudah untuk mengingatnya,†ujar Wawan.
BACA JUGA:Â Cibadak Kabupaten Sukabumi Segera Miliki Masjid Raya
Seperti kita ketahui, sejak usia Nabi Nuh AS 40 mendakwahkan ajaran agama Allah SWT. Tetapi kaumnya pada waktu itu, tidak mempedulikan. Bahkan sebaliknya, mereka mengolok dan membenci Nuh, sehingga hanya sedikit yang beriman. Bahkan istri dan anaknya bernama Kanaan termasuk ke dalam kaumnya yang ingkar.
Nuh menangis sedih atas keingkaran kaumnya tersebut. Selama ratusan tahun menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit yang beriman, karena itulah Allah menyuruh Nuh membuat perahu, karena Allah hendak menenggelamkan kaum durhaka itu.
Para pengikut Nuh mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat perahu, yakni berupa kayu yang ditanam selama 40 tahun. Allah membimbing Nuh dan pengikutnya, serta semua jenis hewan berpasangan.
BACA JUGA:Â Dinantikan Warga, Keberadaan Masjid Agung Desa Berekah Kabupaten Sukabumi
Allah SWT berfirman, "Nuh berkata, Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafi,". (QS Nuh ayat 26-27).
Kemudian, turunlah azab berupa air bah yang menenggelamkan seluruh kaum Nuh yang kafir. Tidak lama setelah kapal kayu besar selesai dibuat, berhembuslah angin taufan maha dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan dari mana-mana, terus menerus tiada henti selama berhari-hari. Air pun bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan sangat luas.
BACA JUGA:Â Pertahankan Tradisi, Masjid Jami Bentuk Panggung untuk Warga Batupayung Cimanggu Kabupaten Sukabumi
Nuh melaksanakan perintah Tuhan, naiklah ia bersama orang-orang yang beriman ke atas bahtera sehingga selamatlah mereka dari banjir yang sangat dahsyat. Ditengah kapal sedang berlayar, tampak oleh Nabi Nuh, anaknya yang hampir tenggelam. Maka berserulah Nabi Nuh, "Hai anakku! Naiklah ke kapal bersama kami, dan janganlah engkau menjadi manusia yang ingkar terhadap Allah!"
Akan tetapi Kanaan menolak seruan bapaknya dan berusaha berenang ke arah gunung. Namun air bah segera menenggelamkannya.
Nabi Nuh AS wafat pada usia 950 tahun, namun, selama melaksanakan tugas kerasulannya hanya sedikit sekali yang mau beriman.
Informasi terakhir, Angkatan Udara Amerika Serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 kaki (sekitar 4.600 meter), dan di muat dalam Life Magazine. Pada 1960, pesawat Tentara Nasional Turki juga menangkap gambar mirip kapal dengan panjang sekitar 150 meter.
Penemuan ini diyakini sebagai kapal Nabi Nuh AS. Wallahualam bissawab.