SUKABUMIUPDATE.com - Akhir pekan ini, masyarakat dan pecinta seni di kawasan Geopark Ciletuh tepatnya di Desa/Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, akan dihibur berbagai pertunjukan seni yang terangkum dalam Festival Bebegig.
Fetival yang digelar mulai Sabtu (13/5) hingga Minggu (14/5) besok, diparakarsai Paguyuban Lahan Parahiyangan (Palapah) yang selama ini turut andil mengembangkan kesenian di Kecamatan Waluran.
“Pertunjukan seni ini, terkait dengan revitalisasi, rekonstruksi dan eksperimental seni yang berada di kawasan Geopark Ciletuh,†ujar Praktisi Seni Agus Ridwan yang konsen mengembangkan kesenian di Ciletuh kepada sukabumiupdate.com.
Diungkapkannya, berbagai kesenian masyarakat akan ditampilkan dalam Festival Bebegig dengan sajian utamanya yaitu Gondang. Selain itu juga akan ditampilkan Garapan Musik Kacapi Buhun Sawarga oleh Komunitas Sketsa dan Karasukan dari Gedung Widaria Kencana (GWK) Sukabumi yang secara konsen menggarap musik Sunda buhun.
“Waluran merupakan salah satu dari delapan kecamatan, yang masuk kedalam kawasan Geopark Ciletuh yang tidak memiliki laut dengan rata-rata profesi masyarakatnya sebagai petani," ucapnya.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, penamaan Festival Bebegig diambil dari nama orang-orangan sawah atau yang dalam bahasa Sunda Bebegig karena identik dengan kehidupan masyarakat petani.
BACA JUGA:
Geopark Ciletuh Ditarget 2017 Diakui UNESCO, Bandara Citarete Surade Dibutuhkan
Wow, Ribuan Pengunjung Banjiri Geopark Ciletuh
Artefak Bidak Catur di Geopark Ciletuh Ternyata Bukan Buatan Manusia
Sementara tokos masyarakat setempat, Anwar Sadad, mengaku kagum sekaligus mengapresiasi kreativitas Palapah. "Saya sampaikan, Islam adalah agama yang elegan, bisa beradaptasi dengan budaya dan tradisi sepanjang budaya itu tidak bertentangan dengan syariah."
Lebih jauh, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi itu mengatakan, tradisi yang khas dalam Festival Bebegig, dapat mendorong agar budaya lokal waluran tersebut, menjadi salah satu penunjang dalam keragaman budaya yang ada di kawasan Geopark Ciletuh.
"Islam bukan agama yang antibudaya. Islam malah berkontribusi terhadap budaya lokal baru yang akulturatif. Yaitu budaya Islam Nusantara yang khas dan unik, dan menjadi khzanah kebudayaan dan peradaban Islam dunia," pungkasnya.