SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi Street Art (SSA) merupakan sebuah wadah para seniman jalanan grafiti,mural art, stencil art,wheatpaste. Komunitas ini didirikan pada 2005 oleh Gilang (Calmo), dan Daniel (Emet). Namun kini keduanya tinggal di Lombok dan mendirikan Lombok Street Art.Â
Lahirnya komunitas ini, berawal dari beberapa kumpulan atau crew graffiti, mural, di Sukabumi yang berinisiatif untuk saling bertukar pikiran, ide, gagasan, dan kreativitas, hingga lahirlah SSA. Komunitas SSA kini sudah memiliki anggota sebanyak enam puluh orang.
Komunitas yang lebih dikenal sebagai tukang curat coret tembok ini, sempat vakum pada sekitar 2010, karena anggotanya memiliki kesibukan masing-masing. Setelah alami kevakuman hingga lima tahun lamanya, SSA kembali aktif pada 2015.
Menurut Rizki Muhammad Fahkrezi, salah seorang koordinator SSA mengatakan, aktivitas yang mereka lakoni selain untuk belajar grafiti atau mural, juga menjadi ajang silaturahim dan memperbanyak teman.Â
“Tidak semua yang ikut komunitas ini harus bisa grafiti atau mural, asalkan ada niat untuk ikut kita di sini, bisa belajar bersama kok. ngobrol aja apa yang kamu pelajari di sini, ada kok spesialis-spesialisnya, jadi bisa sambil menggali ilmu,†tutur remaja yang akrab disapa Ikkim itu, kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (29/4) malam.
BACA JUGA:
Dua Komunitas di Sukabumi Akan Hijaukan Area Tambang Cimangkok
Taman Baca Plus Akustik a la Komunitas Pemuda Cicurug Kabupaten Sukabumi
Cara Kreatif Komunitas Bengkers Surade Kabupaten Sukabumi Manfaatkan Waktu Luang
Ditambahkannya, Ikkim menjelaskan, sudah terhitung sering SSAÂ mengadakan even, antara lain Sukabumi Bersatu, Main Sampe Sore, Penembok Jitu, Kelas menggambar, dan Datang Bulan. Dari sekian even, Sukabumi Bersatu, menjadi even yang menurut remaja berusia 20 tahun itu, sangat spesial.
“Sukabumi Bersatu dibilang spesial, karena kita mendatangkan street artist dari luar kota seperti Riper dari Cimahi, Initial A dari Tangerang Selatan, Artheraphy Movement dari Bekasi, dan dari Depok Arts District. Selain itu, digelar pula musik dan workshop,†ujar Ikkim.
Tak banyak yang diharapkan oleh SSA, karena respon baik dari masyarakat sudah merupakan satu kebanggaan untuk SSA sendiri.Â
Lebih jauh, ia menambahkan, sangat berharap pemerintah bisa menyediakan tembok panjang, agar komunitasnya bisa mencurahkan segala kemampuan dan kreasinya.
“Untuk pemerintah pengen minta tembok yang panjang aja di tengah kota, biar bisa dinikmatin masyarakat banyak, dan bisa membuktikan jika grafiti adalah karya seni yang sangat indah,†pungkas Ikkim.