SUKABUMIUPDATE.com - Tak bisa dipungkiri jika pada masa lampau, kesenian tradisional pernah menjadi media efektif menyebarkan dakwah Islam, sebut saja salah satu Wali Sanga yang mengenalkan ajaran Islam melalui media gending seperti Sunan Bonang.
Di wilayah Cianjur dan Sukabumi, seni tradisional memiliki peran penting dalam menyampaikan dakwah, salah satu kesenian yang pernah digunakan dalam berdakwah adalah seni celempungan. Celempung yang terbuat dari seruas batang bambu ini mampu menghasilkan suara mirip gendang, bahkan jika dimainkan secara bersama-sama dapat melantunkan sebuah komposisi nada yang harmonis.
BACA JUGA:
Gerakan Bawa Gelas Sendiri, Ajakan Nyunda Modern di Sukabumi
Nyeukeutan Hinis Jati Diri di Gunung Sabak Suta Kabupaten Sukabumi
Malam Minggu, Karasukan Sukabumi Rekrut Anggota di Jalanan
Menurut Abah Badawang atau yang dikenal juga dengan nama Abah Tebe, pria paruh baya pemilik Padepokan Seni Sunda Sari Oneng di Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, yang pertama kali mempopulerkan seni celempung dalam berdakwah adalah Pangeran Arya Wiratanu Datar dari Cianjur atau populer disebut Eyang Dalem Cikundul.
Di masanya, Dalem Cikundul kerap membawakan sholawatan dengan iringan tabuhan celempung saat berdakwah kepada umat. Cara berdakwah seperti ini, juga menyebar hingga ke wilayah Pajampangan, hingga sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi lainnya. "Harita lagu-lagu di dibawakeun nyaeta solawatan," ujar Abah Tebe kepada sukabumiupdate.com, Minggu (25/2).
Abah juga menjelaskan jika di masanya, Dalem Cikundul memiliki sejumlah murid cukup dikenal dan berpengaruh seperti Kyayi Manggung atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jampang Manggung.