SUKABUMIUPDATE.com - Tumpukan bebatuan peninggalan zaman prasejarah di Kampung/Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, terus menyedot rasa ingin tahu pecinta wisata budaya. Goresan vertikal dan horizontal disertai lubang lubang kecil di salah satu batunya, seakan berbicara jika bebatuan itu sudah sangat panjang menemani kehidupan di bumi ini.
Namanya Situs Batu Gores, berada di daerah perbukitan tak jauh dari jalan desa, hanya sekitar 100 meter menapaki jalan setapak untuk sampai di situs yang berada pada koordinat 6°44’56†LS dan 106°46’04†BT.
Jika dulu hanya dipagar kawat oleh pemilik tanah, saat ini lokasi situs sudah cukup tertata rapi. Kompleks bebatuan prasejarah sudah dipagari bambu, ada juga pondakan kayu untuk tempat wisatawan beristirahat atau berlindung dari hujan.
BACA JUGA:
(Part 2) Menggali Sejarah Hiroshima 2 di Desa Tegalpanjang Cireunghas Kabupaten Sukabumi
(Part 1) Menggali Sejarah Hiroshima 2 di Desa Tegalpanjang Cireunghas Kabupaten Sukabumi
Sejarah Singkat Kabupaten Sukabumi dari Era Kerajaan Sunda Hingga Saat Ini
Batu Gores dan sebuah menhir (batu berdiri) 118 centimter menunjukkan bahwa kawasan ini pernah didiami oleh manusia masa lampau. Jika terlihat beberapa makam, itu bukan kuburan prasejarah namun makan milik keluarga pemilik tanah.
“Ada yang bilang ini tempat petilasan Prabu Kian Santang,†jelas Kepada Desa Kutajaya, Ujang Royani saat mengajak sukabumiupdate.com berkunjung ke situs prasejarah tersebut, Jumat (27/1).
Ujang mengakui jika selama ini pemerintah tidak bisa terlalu intervensi dengan situs Batu Gores karena kepemilikannya atas nama pribadi warga. Pemerintah Desa Kutajaya, pernah mengusulkan agar lahan tersebut dibeli saja dari pemiliknya, agar bisa dikelolah dengan baik oleh pemerintah daerah.
“Sudah mengusulkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, alhamdulilah sudah ada respon, bahkan sudah survey lokasinya, tinggal nunggu kapan lahan ini mau dibebasin dan resmi jadi aset pemerintah sehingga bisa menjadi aset wisata yang lebih terbuka,†pungkasnya.