SUKABUMIUPDATE.com - Popularitasnya memang kalah oleh Situs Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur. Namun, Situs Tugu Gede Cengkuk, tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
Berada di tengah hijaunya pepohonan, situs yang terletak di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi ini, masih berada di wilayah adat Kasepuhan Banten Kidul Ciptagelar.
Akses menuju Situs Cengkuk lumayan sulit, karena tidak dilintasi kendaraan umum. Namun demikian, bagi wisatawan yang membawa kendaraan roda empat, tidak perlu khawatir, karena lokasi situs tersebut tetap bisa dicapai dengan kendaraan roda empat.
Sebelum memasuki kawasan situs, Anda terlebih dahulu harus menemui Abah Jaya Sasmita, seorang juru kunci yang sudah turun temurun menjadi penunggu setia situs tersebut.
Petualangan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri sawah, ladang, kemudian hutan selama lebih kurang 20 menit. Tidak ada penjagaan di lokasi ini, selain pagar kawat yang mengelilingi kompleks.
Namun memasuki kawasan ini, pengunjung memang wajib ditemani juru kunci, karena tidak ada satu pun penjelasan sejarah dan legenda seluruh benda peninggalan budaya tertulis di lokasi tersebut.
Minimnya catatan sejarah mengenai situs ini, menjadikan keberadaannya seakan asing di telinga warga Sukabumi sendiri, terlebih bagi wisatwan luar daerah. Karenanya, keberadaan juru kunci menjadi sedikit penawar untuk memenuhi kaingintahuan pengunjung mengenai situs tersebut.
“Pengunjung yang datang pasti kami antar dan temani. Tidak ada tarif kusus untuk berkunjung ke sini, seikhlasnya saja,†terang Abah Jaya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (7/1).
Situs Cengkuk terkenal dengan tugu batu besar (menhir) dengan tinggi melebihi tubuh orang dewasa. Selain itu, di kompleks ini terdapat sejumlah peninggalan megalitik lainnya seperti batu pemandian dan batu dahon.
Konon, menurut Abah Jaya, situs ini dahulu merupakan tempat pemukiman sekelompok manusia purba. Sehingga berkunjung ke Situs Cengkuk ini, kita seakan diajak berjalan-jalan menyusuri kehidupan ribuan tahun silam.
"Selain Cengkuk masih ada dua situs lagi yang menjadi tanggungjawabnya, yaitu Situs Ciarca dan Salakdatar. Situs-situs tersebut berada di bawah Balai Kepurbakalaan Banten," terangnya.
Ditambahkan Abah Jaya, menjadi kuncen situs bukanlah pekerjaan mudah, karena dituntut untuk menjaga keasrian dan keaslian lokasi bersejarah tersebut, terlebih honor yang diterimanya pun tidaklah seberapa.
"Tapi ini sudah menjadi tanggungjawab saya kepada karuhun. Tugas menjadi kuncen merupakan warisan dari orang tua," pungkasnya.