SUKABUMIUPDATE.COM - Obyek wisata Goa Lalay di Kampung Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, mati suri. Parameternya, jumlah pengunjung yang kian berkurang dan fasilitasi obyek wisata makin tidak terurus.
“Anda lihat sendiri, ini wekeng tidak ada satu pun wisatawan yang datang ke sini. Ini mulai terjadi sejak tahun 2010, jumlah pengunjung terus berkurang,†ungkap warga sekitar, Rudi Tola (45) kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (3/12).
Dampaknya bukan hanya pada pendapatan asli daerah dari karcis masuk wisata, tapi juga warga sekitar yang selama ini menggantungkan hidup dari objek wisata. Bahkan menurut Rudi, sekarang warga sekitar tidak pernah lagi mendapatkan bantuan kemasyarakatan dari pengelola.
“Padahal sebelumnya selalu ada, untuk kegiatan kemasyarakatan ataupun keagamaan. Kalau dulu kontribusi ada terus, tapi sekarang susah termasuk minim komunikasi,†jelasnya.
Masa kejayaan lokasi wisata yang menjual habitat asli kelelawar di dalam Goa Lalay ini, terjadi pada tahun 2008-2010. Salah satu bukti, pembangunan sejumlah sarana hiburan bagi wisatawan seperti kolam ikan, penataan taman dan lahan parkir.
Namun saat ini, ujar Rudi, fasilitas tersebut rusak tak terurus. “Sayang aset yang tidak dikelola, katanya pemerintah daerah (Pemda) mau konsen ke wisatawan. Goa lalay ini potensi, dan sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi dalam kawasan wisata dunia Geopark Ciletuh.
Dari pantauan sukabumiupdate.com, sejumlah fasilitas wisata di Goa Lalay memang tidak diurus. Kolam ikan sekaligus sarana main perahu dipenuhi batang bambu dan sampah. Rumput liar tumbuh subur di mana mana, sehingga membuat salah satu lokasi wisata tertua di Palabuhanratu ini tidak elok dipandang.
“Harus lebih maju dan diurus, jangan sampai parawisata ini terkesan dibiarkan seperti ini,†pungkasnya.