SUKABUMIUPDATE.COM - Indusutri pariwisata merupakan salah satu andalan penerimaan negara di Indonesia, menempati urutan keempat setelah minyak dan gas, tambang batubara, dan industri kelapa sawit. Wisata halal saat ini menjadi salah satu yang akan dikembangkan di nusantara, karena marketnya cukup menjanjikan.
Lembaga Survey The Pew Forum on Religion & Public Life menyatakan, penduduk muslim dunia jumlahnya mencapai 1,6 miliar jiwa. 40 tahun ke depan diperkirakan penduduk Muslim akan mengalami peningkatan sekitar 73 persen, jadi dari 1,6 miliar jiwa menjadi 2,8 miliar jiwa pada 2050.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, harus mengambil peluang ini. Dalam hal devisa wisata halal, Indonesia masih kalah dengan negara yang penduduk muslim nya minoritas, Malaysia memperoleh US$15,5 Milyar, Singapura US$16 Milyar, Thailand US$47,4 Milyar, dan Indonesia, US$11, 9 Milyar.
Hal ini diungkapkan anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Reni Marlinawati, pada forum Sosialisasi Wisata Halal dalam Rangka Penyusunan Target Pasar Pariwisata Nusantara, di Hotel Pangrango Sukabumi, yang digekar Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (2/10) silam.
Menurut Reni, jumlah penduduk muslim terbesar merupakan social capital untuk mengembangkan wisata halal dengan target worlds best halal tourism destination pada tahun 2020. Hal ini bisa di usahakan dengan menetapkan kriteria bagi daerah, bisa per wilayahan, daya tarik wisata, fasilitas umum, aksesibilitas, juga investasi, dan dukungan pemerintah.
“Dibanding negara lain, Indonesia masih lebih menarik. Tetapi, kenapa wisata luar negeri begitu menarik dikunjungi, karena mereka lebih maju, mulai dari tempat parkir, membeli karcis, dan cara guide wisatawan, Indonesia harus belajar dalam hal seperti itu,†ungkapnya.
Reni menerangkan, di objek wisata halal, makanan yang dijual harus terjamin kehalalannya. Untuk lebih meyakinkan konsumen, makanannya pun harus sudah terserifikasi MUI. Toiletnya harus bersahabat dengan gaya hidup Muslim, harus ada air untuk bersuci (wudhu), jangan sampai toilet hanya menyediakan tisu. Selain itu, di lokasi objek wisata harus ada mushala atau masjid, menyediakan sajadah, petunjuk arah kiblat, dan informasi waktu shalat.
Kabupaten Sukabumi menurut Reni, memiliki potensi menjadi wisata halal primadona mancanegara. Selain budaya, dan masyarakatnya yang mayoritas muslim, juga potensi alam gunung, rimba, laut dan sungai, ditambah lagi Geopark Ciletuh yang tinggal menunggu penetapan UNESCO sebagai destinasi wisata dunia.
“Saya yakin, Jika sudah dibangun infrastruktur memadai termasuk bandara, Geopark Ciletuh akan menjadi destinasi wisata dunia primadona milik Kabupaten Sukabumi. Namun tentu masih harus kerja keras, dibantu oleh Kementerian Pariwisata,†tegasnya.
Reni menuturkan, visi dan misi Kabupaten Sukabumi di bawah kepemimpinan Marwan Hamami dan Adjo Sardjono yakni, mewujudkan masyarakat religius dan mandiri, bisa menjadi spirit dalam membangun wisata halal.
Di tempat sama, Asisten Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Watie Moerany mengatakan, selain dalam rangka mencapai target pergerakan wisatawan sebesar 260 juta perjalanan pada 2016, Kemenpar juga punya target lain. "Ujungnya bagaimana mencapai target perjalanan wisatawan segmen wisata halal sejumlah 228,8 juta, acara sosialisasi ini harus tepat sasaran,†kata Watie, Minggu (6/11).
Kemenpar mengundang banyak pihak yang terkait, Kepala Dinas Pariwisata, sekolah pariwisata, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Komunitas Penggerak Pariwisata.
â€Banyak yang harus disosialisasikan untuk wisata halal. Dari mulai fasilitas tempat ibadah yang baik dan benar, hingga makanan halal. Jadi akan ada sosialisasi percepatan wisata halal, destinasi, strategi, dan branding wisata halal, sehingga kita akan mendapatkan ilmu succes story of halal destination,†tandas Watie.