SUKABUMIUPDATE.com - Kabar membanggakan datang dari dunia kuliner. Situs TasteAtlas, yang dikenal sebagai panduan global untuk makanan tradisional dan restoran autentik, baru saja merilis daftar “50 Best Street Foods” atau 50 Jajanan Terbaik Dunia pada 6 April 2025. Yang membuatnya semakin spesial, sejumlah makanan khas Indonesia berhasil masuk dalam daftar ini dengan Siomay sebagai perwakilan teratas yang menempati posisi ke-3 dunia.
Siomay menjadi perwakilan Indonesia dengan peringkat tertinggi. Hidangan yang satu ini memang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. TasteAtlas menyebut bahwa Siomay memiliki akar sejarah yang kuat, berasal dari kata “shumai” yang merupakan makanan khas dari Tiongkok. Makanan ini dipercaya mulai berkembang di Indonesia saat era kolonial Belanda, dibawa oleh para imigran Cina.
Baca Juga: Top! Ini Asal Usul Siomay yang Jadi Jajanan Kaki Lima Terenak di Dunia
Siomay adalah olahan ikan yang dicampur dengan tepung, dibentuk kerucut, lalu dikukus. Dalam satu piring Siomay, biasanya terdapat pelengkap seperti kentang, tahu, telur rebus, kubis, dan pare. Setelah dikukus, semuanya disiram saus kacang yang gurih, ditambah kecap manis dan perasan jeruk limo yang menyegarkan. Rasanya? Sudah tentu menggugah selera!
Menyusul Siomay, jajanan Indonesia lain yang masuk daftar adalah Batagor yang menempati posisi ke-15. Batagor, kependekan dari bakso tahu goreng, bisa dibilang sebagai “saudara dekat” Siomay. Perbedaannya terletak pada teknik memasak batagor digoreng, bukan dikukus. Batagor ditemukan di Bandung pada 1980-an dan kini menjadi salah satu camilan favorit yang dijual dari kaki lima hingga restoran ternama. Penyajiannya mirip Siomay: diberi saus kacang, kecap manis, dan sambal, dengan tambahan perasan jeruk limo.
Selanjutnya ada Sate Kambing di urutan ke-18. Daging kambing yang telah dimarinasi dengan bumbu seperti kecap manis, lengkuas, bawang merah, cabai, dan jus nanas kemudian dibakar hingga matang sempurna. Disajikan dengan saus kacang atau saus kecap, dan biasanya disantap dengan nasi putih atau lontong. Tekstur dagingnya yang kenyal dan bumbunya yang kaya membuat Sate Kambing jadi favorit banyak orang, khususnya di Pulau Jawa.
Baca Juga: Resep Siomay Ala Rumahan yang Enak dan Lezat, Bisa Jadi Ide Jualan Nih!
Di posisi ke-20 dan 21, berturut-turut ada Sate Babi dan Sate Madura. Sate Babi umumnya ditemukan di wilayah dengan mayoritas non-Muslim, sedangkan Sate Madura lebih umum dan menggunakan daging ayam atau kambing. Ciri khas Sate Madura terletak pada potongan dagingnya yang kecil dan tipis, serta bumbu kacang pekat yang dicampur terasi, kemiri, dan bawang goreng. Biasanya disajikan bersama lontong dan sambal.
Masuk ke posisi ke-27, ada Rendang yang juga sudah tidak asing lagi bagi pencinta kuliner. Hidangan asal Minangkabau ini terkenal sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Dimasak dengan berbagai rempah seperti serai, lengkuas, kunyit, dan santan, rendang membutuhkan waktu berjam-jam untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang sempurna. Walau umumnya disajikan di rumah makan Padang, rendang juga sering jadi menu favorit di acara-acara spesial.
Terakhir, Sate Padang melengkapi daftar di posisi ke-42. Berasal dari Sumatera Barat, Sate Padang biasanya menggunakan daging sapi, jeroan, atau lidah yang direbus lalu dipanggang. Keistimewaan sate ini terletak pada kuah kental berbumbu rempah seperti kunyit, jinten, dan lengkuas. Disajikan di atas daun pisang bersama lontong dan taburan bawang goreng, Sate Padang memberikan pengalaman makan yang kaya rasa dan aroma.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Makan Siomay Enak di Sukabumi, Rasanya Maknyus
Masuknya jajanan Indonesia dalam daftar bergengsi ini bukan hanya soal pengakuan internasional, tapi juga bukti bahwa kuliner jalanan Indonesia punya daya saing global. Berbagai makanan ini bukan sekadar lezat, tetapi juga kaya akan sejarah, budaya, dan cerita di baliknya. Bagi para pencinta kuliner, daftar ini bisa jadi pengingat bahwa kekayaan rasa khas Indonesia memang patut dibanggakan dan dijaga kelestariannya.
Sumber : Tempo.co