SUKABUMIUPDATE.com - Ramadan selalu identik dengan berbagai sajian kuliner khas yang menggugah selera saat berbuka puasa. Salah satu jajanan tradisional yang kini menjadi buruan di bulan suci ini adalah jojongkong, panganan khas Jawa Barat yang menawarkan rasa manis, legit, dan tekstur lembut yang khas.
Jojongkong terbuat dari campuran tepung beras, tepung ketan, kanji, dan garam, kemudian dilumuri dengan gula aren yang memberikan cita rasa khas. Namun, seiring waktu, kue ini semakin sulit ditemukan.
“Jajanan ini mulai jarang yang jual, makanya setiap Ramadan banyak yang cari,” ujar Januar Syambu, salah satu pedagang yang menjajakan jojongkong di pelataran parkir Masjid Al Jalil, Kecamatan Surade, Rabu (19/3/2025).
Baca Juga: Menghidupkan Ramadan di Masjid Birrul Walidain, Kebanggaan Warga Desa Tegallega Sukabumi
Januar mulai berjualan setiap hari setelah waktu ashar. Kue ini dibuat oleh Mamah Untung (Hathur Muntaha), seorang warga Surade yang masih melestarikan pembuatan jajanan tradisional ini. Dengan harga Rp5.000 per bungkus daun pisang, jojongkong laris manis dibeli warga yang ingin bernostalgia dengan cita rasa khas zaman dulu.
“Setiap Ramadan selalu habis cepat, banyak yang kangen sama jajanan ini. Keunikan rasa dan kelangkaannya membuat jojongkong menjadi salah satu menu berbuka favorit masyarakat setempat. Stoknya juga tidak banyak, paling 20 pcs," ucapnya.
Bagi warga yang ingin mencicipi atau sekadar mengenang cita rasa masa lalu, jojongkong bisa didapatkan di pelataran parkir Masjid Al Jalil Surade setiap sore menjelang berbuka puasa.