Membaca Legenda Pantai Minajaya Sukabumi: Antara Asmara dan Benteng Pertahanan

Sukabumiupdate.com
Selasa 18 Mar 2025, 14:08 WIB
Pantai Minajaya, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa/Kang Baban

Pantai Minajaya, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa/Kang Baban

SUKABUMIUPDATE.com - Pantai Minajaya di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, tak hanya menawarkan keindahan alam dengan pasir putih dan bebatuan karang unik, tetapi juga menyimpan kisah legenda yang menarik. Nama pantai yang membentang sepanjang 3,5 kilometer ini ternyata memiliki dua versi arti yang berakar pada sejarah dan mitos yang berkembang di masyarakat.

Dahulu, pantai ini dikenal dengan nama Pantai Kutamara. Menurut cerita yang diwariskan secara turun-temurun, Kutamara berasal dari dua kata: Kuta, yang berarti laut atau benteng, dan Mara, yang dapat diartikan sebagai cinta atau rintangan, serta bahaya.

Beberapa tokoh masyarakat, seperti Kang Baban atau yang dikenal sebagai Satria Lebak Cawene, menyebut bahwa Kutamara memiliki makna Lautan Asmara. Salah satu mitos yang berkembang adalah keberadaan sebuah batu yang disebut Batu Panganten (pengantin), yang diyakini sebagai simbol cinta abadi.

Namun, ada versi lain yang menyebut Kutamara justru bermakna benteng pertahanan. Ustaz Soleh, seorang tokoh budaya dari Surade, menjelaskan bahwa Kuta juga berarti tempat berlindung atau berkubu, sedangkan Mara bisa diartikan sebagai bahaya atau rintangan. Jika digabungkan, nama Kutamara mengandung makna benteng perlindungan dari ancaman atau bahaya, seolah menggambarkan peran pantai ini sebagai benteng alami.

Baca Juga: 5 Pantai Eksotis di Kecamatan Ciracap Sukabumi yang Cocok untuk Liburan Lebaran

Pergantian nama dari Pantai Kutamara menjadi Pantai Minajaya terjadi pada 1963, ketika sebuah kapal penangkap ikan bernama Minajaya karam di perairan tersebut akibat kehabisan bahan bakar. Sejak saat itu, masyarakat mulai menyebut pantai ini sebagai Pantai Minajaya, menggantikan nama lamanya.

Menurut Kang Baban, kapal tersebut terjepit di kawasan Alor Salenggang, yang terletak di sebelah timur pantai. Kisah kapal karam ini dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah Pajampangan, dan seiring waktu, nama Minajaya lebih dikenal hingga saat ini.

Di sepanjang garis Pantai Minajaya atau Kutamara, terdapat beberapa lokasi pantai dengan nama yang berbeda, seperti Muara Cikarang, Karang Gantung, Pandan Jangkung, Cikaracak, Silewang, Karang Rempag, Cijalil, Sibadak, Wangsa Arya, Kutamara, Situnggak, Salenggang, Sigugur, dan Cipamarangan.

"Nama-nama ini bukan sekadar sebutan, melainkan memiliki arti dan makna tersendiri yang diwariskan oleh para leluhur," kata Kang Baban kepada sukabumiupdate.com, Selasa (18/3/2025).

"Adanya dua versi arti Pantai Kutamara tidak menjadi perdebatan atau permasalahan. Cerita itu diambil dari bahasa, kalimat atau arti kata, dan cerita yang diambil dari legenda (batu panganten)," tuturnya.

Bagi masyarakat setempat, Pantai Minajaya bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas budaya yang harus dijaga. "Sebagai tempat berlindung atau benteng, pantai, perbukitan, dan alam lingkungan sekitarnya harus dijaga dan dipelihara, bukan dirusak atas nama apa pun," ucapnya Ustaz Soleh.

"Keindahan dan legenda Pantai Kutamara atau Pantai Minajaya menjadikannya tidak hanya sebagai tempat wisata alam, tetapi juga destinasi yang penuh dengan nilai sejarah, mitos, dan tempat kehidupan bagi warga setempat," lanjut dia.

Berita Terkait
Berita Terkini