SUKABUMIUPDATE.com - Bala-bala adalah jenis bakwan dari olahan sayur wrotel dan waluh yang dilumuri tepung kemudian digoreng dengan minyak panas. Bakwan bala-bala disukai banyak orang karena membuat cita rasa sayur terasa lebih lezat dan renyah.
Selama Ramadan, Bala-bala banyak dijual sebagai takjil gorengan buka puasa. Bala-bala biasanya disantap dengan aneka gorengan lain seperti gehu, karoket, mie leor hingga ciwang.
Bala-bala bisa dinikmati dengan saus, cabe rawit hijau atau opsional bersama sambal kacang. Nikmat!
Baca Juga: Perjalanan Cinta Ae Sun dan Gwan Sik: Sosok Suami Green Flag dalam Life Gives You Tangerines
Berikut Resep Membuat Bala-Bala, Bakwan Wortel Waluh yang Jadi Takjil Puasa Ramadan:
Resep Bala-Bala Takjil Puasa
Bahan
- 150 g wortel dipotong korek api
- 150 g waluh/labu siam dipotong korek api
- 1 batang daun bawang diiris halus
- ½ batang seledri diiris halus
- 8 siung bawang putih yang sudah dihaluskan
- ½ sdt merica putih bubuk
- 1 sdt bumbu kaldu ayam
- 1 sdt garam
- 150 g tepung terigu
- 70 g tepung beras
- 220 ml air
- 1 butir telur ayam yang sudah dikocok
- Minyak goreng secukupnya
- Saus sambal
Cara Membuat Bala-Bala Takjil
- Langkah pertama adalah campur semua bahan yaitu tepung terigu, tepung beras, bumbu kaldu ayam, bawang putih, garam, merica, telur, dan tambahkan air. Kemudian aduk hingga rata.
- Masukkan wortel, waluh, daun bawang, dan seledri ke dalam adonan tepuk. Lalu aduk hingga rata.
- Siapkan minyak panas di atas api sedang.
- Ambil adonan bakwan dengan sendok sayur, tuang ke dalam minyak.
- Goreng bala-bala hingga coklat keemasan, kemudian ulang proses sampai adonan habis.
- Setelah semua adonan bakwan matang, angkat dan tiriskan. Kemudian sajikan dengan saus, sambal kacang atau cabe rawit.
- Bakwan Wortel Waluh siap disajikan!
Baca Juga: Mengenal Sakhila dan Ragam Manfaat Kartu Literasi Perpustakaan Kabupaten Sukabumi
Asal Usul Nama Bala-bala
Bakwan Sunda yang disebut bala-bala identik dengan istilah "gorengan balatak". | Foto: Instagram/@harousel
Merujuk asal katanya, bala-bala terdiri dari kata "bala" dalam bahasa Sunda. Kata bala dalam bahasa Sunda disebut juga balatak.
Arti kata bala atau balatak dalam bahasa Indonesia berarti "berantakan" atau "tidak rapi". Alasan ini membuat Bakwan Sunda yang disebut bala-bala identik dengan istilah "gorengan balatak".
Baca Juga: Kenapa Sukabumi Dijuluki Kota Mochi? 2 Versi Sejarah Ini Ungkap Alasannya!
Dr. Elvi Citraresmana, M.Hum, Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran mengatakan, penamaan "bala bala" sangat erat dengan kebiasaan Orang Sunda.
Melansir laman PT Suparma, kata Dr. Elvi, Orang Sunda seringkali memberi nama makanan dengan cara reduplikasi atau diulang-ulang. Itulah mengapa, bakwan Sunda disebut dengan bala-bala bukan hanya "bala".
Bakwan Sunda disebut bala-bala karena digoreng tanpa cetakan. Alhasil, bentuk gorengan tersebut tidak akan pernah presisi, baik dari segi ketebalan maupun komposisi sayurannya.
Oleh karena ukuran bala-bala yang digoreng sesuai keinginan penjual, beberapa pembeli kerap memilih gorengan Sunda yang paling besar, tebal dan banyak. Tim tidak mau rugi alias biar maknyus katanya!