SUKABUMIUPDATE.com - Dalam upaya mengembangkan potensi wisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi mengapresiasi rencana pembukaan objek wisata udara, olahraga dirgantara di Lapangan Garuda Langit Biru Airstrep, Kampung Hegarsari Cikupa, Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan. Wisata minat khusus, menikmati sensasi terbang dengan paramotor di atas langit Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp).
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi, Luki Mufti, mengapresiasi hadirnya wisata paramotor ini. "Tentunya ini akan menambah variasi daya tarik wisata di kabupaten Sukabumi. Hal ini diharapkan dapat lebih menarik wisatawan untuk datang berkunjung," ujarnya.
Namun, Luki menegaskan bahwa aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama. "Keselamatan adalah hal yang utama. Oleh karena itu, kegiatan paramotor harus dilakukan oleh petugas yang bersertifikasi dan profesional," jelasnya.
Baca Juga: Kumpulkan Ratusan Kilogram Sampah, SCG Dorong Kesadaran Warga Melestarikan Lingkungan
Dengan hadirnya wisata paramotor ini, Luki berharapkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sukabumi terus meningkat serta memberikan pengalaman unik dan berkesan bagi para wisatawan.
"Tentunya dengan adanya wisata baru tersebut diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sukabumi dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar," tambahnya
Penggemar olahraga dirgantara kini dapat menikmati sensasi terbang dengan paramotor di atas langit Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp), dengan suguhan pemandangan laut, pegunungan, dan sawah yang spektakuler. Atraksi wisata udara ini semakin memperkaya daya tarik Sukabumi.
Baca Juga: Tingkatkan Fiskal, Target 100 Hari Pertama Ayep-Bobby untuk Kota Sukabumi
"Kalau untuk area terbang sebetulnya sudah memadai, cuman kita tinggal merapikan saja lapangannya, seperti yang kita rencanakan, karena disini selain para motor, mudah mudahan pesawat ringan jenis mikrolet itu bisa take off landing disini," kata Muhamad Zaenudin Perwakilan Paramotor Jawa Barat, di lokasi, Jumat (28/2/2025).
Menurut Muhamad Zaenudin, area tersebut sudah layak untuk penerbangan. Namun perlu adanya beberapa perapihan di lapangan landasan sepanjang 20 x 600 meter dengan berkonsep runway rumput. "Lapangan sudah memadai, tinggal dirapikan sesuai rencana. Selain paramotor, semoga pesawat ringan jenis mikrolet juga bisa take-off dan landing di sini," ucapnya.
"Kalau untuk kondisi angin apalagi paramotor kita aman untuk kondisi begini, tapi dengan lapangan baru seadanya. Mudah - mudahan kedepan lebih berkembang lagi, lebih rapi lagi, lebih ramai lagi, serta meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar," sambungnya.
Baca Juga: Dinsos Kota Sukabumi Susun Rencana Kerja Tahun 2026, Juga Terima Sertifikat ISO
Ia juga mengungkapkan bahwa panorama luar biasa yang bisa dinikmati dari udara untuk melihat keindahan Ciletuh-Palabuhanratu yang sangat luar biasa dibandingkan dengan daerah lain.
Baca Juga: Warga Dilaporkan Tertabrak Kereta di Warudoyong Kota Sukabumi
"View dari atas sangat istimewa. Kita bisa melihat perpaduan gunung, laut, dan sawah. Dari sini, hanya butuh sekitar 10 menit untuk mencapai pantai. Ombak pun terlihat jelas dari ketinggian," ungkap Zaenudin.
Selain keindahan alamnya, kawasan ini juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata dirgantara. Dengan jalur penerbangan yang memungkinkan perjalanan hingga Ciletuh, pengunjung bisa menikmati pengalaman eksklusif.
"Dengan pesawat mikrolet, kita bisa terbang ke Ciletuh dan kembali lagi. Paramotor juga bisa menjangkau Ciletuh, lalu mendarat di sana atau sebaliknya. Ini bisa menjadi daya tarik wisata yang luar biasa," kata Zaenudin.
Baca Juga: Forbumi dan DP3A Kabupaten Sukabumi Gelar Tour d’Hospital ke RSUD Sekarwangi
Zaenudin menegaskan bahwa penerbangan yang dilakukan hari ini merupakan uji coba, dengan dilakukan oleh tim observasi dan jika ada yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.
"Runway ini bisa digunakan untuk berbagai arah; timur, barat, selatan, dan utara, sehingga penerbangan lebih fleksibel, kecuali saat hujan. Batas maksimum kecepatan angin untuk paramotor sekitar 15-20 knot, di atas itu tidak aman untuk terbang," jelasnya.
Kedepan, Zaenudin berharap lapangan ini bisa berkembang lebih baik dan menjadi ikon wisata dirgantara di Sukabumi. "Kami ingin ada warga lokal yang bisa belajar terbang paramotor agar mereka bisa menjaga dan mengelola lapangan ini. Jika terus dikembangkan, tempat ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan," ungkapnya. (Adv)