SUKABUMIUPDATE.com - Kepulauan Seribu telah lama menjadi lokasi strategis yang diminati oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
VOC, perusahaan yang didirikan oleh pemerintah Belanda, diketahui pernah mengunjungi Pulau Kahyangan, yang sebelumnya dikenal sebagai Pulau Kuyper.
Pulau ini, yang kini disebut Pulau Cipir, berada di wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Untuk mencapai Pulau Cipir, pengunjung dapat naik Kereta Rel Listrik (KRL) hingga Stasiun Rawa Buaya, dilanjutkan dengan Mikrotrans Jaklingko JAK 50 dan JAK 80 menuju Dermaga Muara Kamal di Cengkareng, Jakarta Barat. Setelah itu, pengunjung perlu menyewa kapal nelayan kayu untuk menuju ke pulau tersebut.
Mengutip laman Pemerintah Administrasi Kepulauan Seribu, harga tiket masuk Pulau Cipir bervariasi, berdasarkan data Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta.
Tiket untuk kategori dewasa/umum berkisar Rp 7.500-15.000, sementara pelajar, mahasiswa, dan anak-anak dikenakan tarif Rp 3.750-5.000. Untuk wisatawan mancanegara, tarifnya adalah Rp 50.000.
Setibanya di Pulau Cipir, pengunjung akan disambut oleh rindangnya pepohonan, sisa-sisa meriam, dan bangunan kuno yang menjadi saksi bisu kejayaan VOC di masa lampau.
Pulau Cipir atau Pulau Kahyangan terletak di dekat Pulau Onrust, Pulau Bidadari (dahulu dikenal sebagai Pulau Sakit), dan Pulau Kelor. Pulau Cipir sendiri merupakan bagian dari Gugusan Pulau Paradiso.
Dengan luas 1,6 hektare, Pulau Cipir terletak di selatan Pulau Onrust dan memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan aktivitas di Pulau Onrust pada masa lalu.
Pembangunan pertama di Pulau Cipir dimulai pada tahun 1668, meliputi dermaga bongkar muat, galangan kapal kecil, dan dermaga penghubung. Pada tahun 1675, gudang penyimpanan barang mulai dibangun di pulau ini.
Pembangunan dilanjutkan kembali pada tahun 1905 dengan mendirikan stasiun pengamat cuaca. Pada tahun 1911, Pulau Cipir dialihfungsikan menjadi tempat karantina bagi jamaah haji yang baru pulang dari Mekah. Fungsi ini berlangsung hingga tahun 1933.
Setelah itu, pemerintah Indonesia sempat menggunakan Pulau Cipir sebagai rumah sakit untuk perawatan dan karantina penyakit menular, khususnya bagi para jamaah haji.
Selain sebagai rumah sakit, Pulau Cipir memiliki dermaga apung yang panjangnya mengarah ke Pulau Onrust. Dermaga ini dahulu digunakan sebagai tempat berlabuh bagi kapal-kapal besar.
Hingga kini, bangunan dan struktur bersejarah yang ada di Pulau Cipir masih bisa ditemukan dan dinikmati oleh pengunjung.
Pulau Cipir tidak berpenghuni, tetapi kerap digunakan untuk kegiatan berkemah. Pulau ini dilengkapi dengan fasilitas toilet dan air bersih, namun ketersediaannya sangat bergantung pada fungsi generator yang mengoperasikan pompa air.
Pulau Cipir memiliki berbagai daya tarik yang membuatnya menjadi destinasi wisata menarik. Berikut adalah beberapa daya tarik utama Pulau Cipir:
1. Laut Biru yang Indah
Pulau Cipir menawarkan pemandangan laut yang memukau dengan air biru jernih. Keindahan alam ini menjadi daya tarik utama, memberikan suasana yang tenang dan menyejukkan.
2. Aktivitas Camping
Bagi pecinta alam dan petualangan, Pulau Cipir menyediakan area untuk camping. Menghabiskan malam di bawah langit berbintang sambil mendengarkan deburan ombak adalah pengalaman yang tak terlupakan.
3. Beragam Wahana Air
Wisatawan bisa menikmati berbagai wahana air seru, seperti:
- Banana Boat: Perahu berbentuk pisang yang seru untuk dimainkan bersama teman atau keluarga.
- Donat Boat: Wahana perahu berbentuk donat untuk sensasi bermain air yang unik.
- Hantu Laut Boat: Aktivitas seru yang memacu adrenalin, memberikan pengalaman unik di atas air.
Kombinasi keindahan alam dan fasilitas rekreasi ini menjadikan Pulau Cipir sebagai tempat liburan yang sempurna untuk bersantai maupun berpetualang.