SUKABUMIUPDATE.com - Dodongkal sering kali ditemukan di pasar tradisional atau dibuat saat acara tertentu sebagai camilan tradisional yang sederhana tetapi kaya cita rasa.
Dodongkal memiliki rasa manis yang khas. Jajanan tradisional ini sering dibuat menggunakan kukusan dan dibentuk menyerupai kerucut kecil karena biasanya dimasak dalam cetakan berbentuk segitiga atau kerucut.
Berikut Resep Membuat Dodongkal alias Awug, Jajanan Tradisional yang kini mulai jarang ditemukan. Yuk, recook!
Baca Juga: PPN 12% Trending! Biar Tak Salah Paham, Sri Mulyani Ungkap Kebijakan PPN Terbaru
Resep Dodongkal
- Waktu Memasak : 1 jam
- Hasil Recook : 2 orang
Bahan-bahan
- 200 gram tepung beras
- 100 gram Gula Aren, serut/sisir
- 1 lembar daun pandan
- 1 sdt garam
- 50-70 ml air hangat
Bahan Taburan (dikukus)
- 100 gr Kelapa parut
- 1 sdt garam
Cara Membuat Dodongkal
- Siapkan bahan.
- Kukus tepung beras selama 20 menit dengan dialasi kain serbet bersih.
- Tambahkan daun pandan.
- Angkat, dinginkan.
- Pindahkan tepung beras dalam wadah, tambahkan garam.
- Tuang air hangat sedikit demi sedikit sambil diuleni dengan tangan sampai adonan berbulir dan lembab, tetapi masih bisa berbentuk jika digenggam.
- Saring dengan saringan kasar sambil ditekan sehingga butirannya merata.
- Siapkan cetakan.
- Tuang 2 sdm adonan tepung, ratakan dan tidak usah ditekan.
- Tambahkan gula aren (asal menutupi saja).
- Tambahkan adonan beras dan gula aren berseling, diakhiri dengan adonan tepung beras.
- Kukus dalam dandang atau panci dengan dialasi gelas tahan panas.
- Beri lubang di tengahnya agar Dodongkal matang merata.
- Kukus selama 30 menit.
- Setelah matang, tuang dalam wadah saji.
- Sajikan Dodongkal bersama kelapa parut yang sdh dikukus sekitar 10 menit.
- Dodongkal siap dinikmati!
Baca Juga: PPN 12% Berlaku 1 Januari 2025, Cek Daftar Barang yang Kena dan Bebas Pajak
Asal Usul Nama Dongkal atau Dodongkal
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, umumnya cara pengirisan kudapan tersebut dilakukan dengan cara dicongkel menggunakan centong, karena itulah kenapa dinamakan dongkal.
Dodongkal juga termasuk jajanan pasar yang sudah dikenal sejak tahun 1940-an. Namun, pada awalnya Dongkal atau Awug ini terbuat dari tepung gaplek yang biasa disajikan untuk menu sarapan.
Sampai akhirnya pada tahun 1970-an, bahan dasar dongkal yakni tepung gaplek mulai sulit ditemukan. Sejak saat itu banyak masyarakat lebih memilih menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya dan terus berlanjut hingga sekarang.
Meski saat ini kue Dodongkal atau Awug mulai jarang ditemukan, namun kudapan jadul tersebut masih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional sekitar Jabodetabek dan daerah Jawa Barat lain seperti Sukabumi, Cianjur, Bandung dan sekitarnya.
Fun Fact Dodongkal! Karena wadahnya yang berbentuk kerucut maka Dongkal saat setelah matang penampilannya mirip tumpeng putih, tetapi memiliki garis belang-belang berlapis dari gula aren.
Jika sudah siap disantap, Dodongkal akan dicongkel dengan centong. Namun kini orang lebih memilih dipotong jadi bagian-bagian kecil untuk lebih mudah dinikmati.
Sebagai pelengkap, Dongkal akan diberi taburan parutan kelapa sehingga rasanya lebih lezat dengan perpaduan manis dan gurih.
Dodongkal vs Kue Putu
Dari segi rasa, Dodongkal mirip seperti kue putu. Perbedaan Dodongkal vs Kue Putu yaitu dongkal memiliki tekstur lebih kenyal dibanding putu. Selain itu, Dongkal tidak diberi pewarna seperti kue putu yang berwarna hijau.
Dari bentuk jelas tidak sama, karena alat untuk mengukus keduanya memiliki bentuk berbeda. Jika Dongkal alat pengukus berbentuk kerucut maka kue putu dikukus menggunakan bilah bambu kecil seperti pipa berukuran pendek.
Sumber: Cookpad