SUKABUMIUPDATE.com - Kepulauan Seribu memiliki banyak lokasi bersejarah yang berkaitan dengan masa kolonial Belanda ketika mereka menjajah Indonesia, salah satunya adalah Pulau Onrust.
Wilayah yang terletak di bagian utara DKI Jakarta ini menjadi salah satu kawasan strategis yang dimanfaatkan Kerajaan Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk kepentingan pertahanan.
Di Pulau Onrust, yang terletak di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, VOC membangun galangan kapal, pergudangan, dan benteng sebagai bagian dari pertahanan utama mereka.
Pulau Onrust, bersama Pulau Cipir, Pulau Kelor, dan Pulau Bidadari, pernah menjadi simbol kejayaan VOC dengan benteng yang berdiri megah. Namun, saat ini bangunan-bangunan tersebut telah hancur akibat abrasi air laut, menyisakan pondasi yang menjadi saksi bisu sejarah.
Untuk berkunjung ke Pulau Onrust, pengunjung harus mematuhi jadwal keberangkatan dan kepulangan yang telah ditentukan. Jadwal keberangkatan dimulai pukul 8 pagi, sementara kepulangan diatur pada pukul 3 sore demi keamanan dari ombak.
Suasana di Pulau Onrust terasa sunyi, hanya terdengar hembusan angin dan deburan ombak yang seolah menyampaikan pesan dari masa lalu. Setiap pengunjung akan dipandu oleh tim dari UP Museum Kebaharian Jakarta untuk mengeksplorasi pulau ini.
Terdapat 29 titik menarik yang dapat dikunjungi, meskipun sebagian besar hanya berupa reruntuhan bangunan dan pondasi tua. Meski begitu, nilai sejarah Pulau Onrust tetap tinggi.
Nama Onrust, yang berarti Tidak Pernah Beristirahat atau Unrest dalam bahasa Inggris, mencerminkan aktivitas yang padat di masa lalu. Pada tahun 1615, VOC mendirikan galangan kapal dan gudang kecil di pulau ini.
Pulau Onrust juga pernah digunakan sebagai benteng pertahanan sejak tahun 1618. Bangunan-bangunan di pulau ini mengalami renovasi beberapa kali oleh Belanda akibat dampak peperangan kala itu.
Tidak hanya pada masa kolonial Belanda, Pulau Onrust juga memiliki peran penting setelah kemerdekaan Indonesia. Pulau ini sempat dijadikan tempat karantina haji, lokasi karantina penyakit menular, hingga pada tahun 1972 ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai situs bersejarah untuk tujuan edukasi.
Misteri Pulau Onrust yang Belum Terungkap
Mengutip laman Pulau Seribu, salah satu misteri yang menyelimuti Pulau Onrust adalah kisah di masa Hindia Belanda, di mana pulau ini pernah menjadi tempat pemberangkatan jemaah haji Indonesia. Konon, orang yang dianggap berbahaya setelah pulang berhaji akan suntik mati oleh Belanda karena dianggap memiliki pengaruh setelah belajar agama di Arab.
Selain itu, pada periode 1933 hingga 1940, pulau ini dijadikan lokasi penahanan bagi para pemberontak. Bahkan ada orang Jerman yang dituduh sebagai pendukung NAZI pro-Hitler di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, tokoh PKI D.N. Aidit juga sempat menjadi tahanan politik di Pulau Onrust.
Misteri lain yang menarik adalah peran Pulau Onrust sebagai Rumah Sakit Karantina bagi penderita penyakit menular, seperti lepra. Kemudian, antara tahun 1960 hingga 1965, pulau ini digunakan untuk menampung gelandangan, pengemis, dan sebagai lokasi latihan militer. Namun, setelah itu, perawatan pulau terhenti, menyebabkan pembongkaran bangunan di sana.
Yang membuat Pulau Onrust semakin unik adalah banyaknya makam tanpa nama dan kompleks pemakaman Belanda yang tersebar di bawah pohon tua. Legenda tentang penampakan noni Belanda bernama Maria Van de Velde, yang konon meninggal akibat penyakit pes saat menunggu kekasihnya, menambah nuansa mistis pulau ini.
Pulau Onrust memiliki 29 lokasi bersejarah, termasuk penjara peninggalan Belanda dan Jepang, reruntuhan tower Mortello, benteng, asrama haji, dan makam Belanda. Salah satu makam yang ikonik adalah milik Maria Van de Velde yang menjadi simbol misteri pulau tersebut.
Setelah kemerdekaan Indonesia, sejarah Pulau Onrust menarik perhatian Kerajaan Belanda dan arkeolog Indonesia yang berupaya menggali dan mengembangkan nilai-nilai sejarah yang terkandung di pulau ini.
Berdasarkan informasi dari laman Pulau Seribu Jakarta, tiket masuk ke Pulau Onrust sangat terjangkau. Pengunjung dewasa hanya dikenakan biaya Rp 5.000, mahasiswa Rp 3.000, dan pelajar Rp 2.000 untuk menikmati keheningan pulau yang dulunya penuh aktivitas.